JAKARTA, KOMPAS.com - Cepat atau lambat era kendaraan listrik akan menjadi tren. Maka salah satu hal yang harus disiapkan ialah baterai lithium ion sebagai catu daya kendaraan listrik.
Seperti dijelaskan oleh Evvy Kartini, Peneliti Senior Batan (Badan Tenaga Nuklir Indonesia) yang mengatakan, masa depan pengembangan kendaraan listrik ialah masa depan baterai lithium ion.
Baca juga: 4 Keunggulan Mobil Listrik Nissan Leaf
"Kenapa baterai lithium ion, karena baterai ini memiliki energy density (kepadatan energi) paling besar dibanding baterai yang lain," kata Evvy belum lama ini di Balai Kartini, Jakarta.
Hanya saja kelemahannya, kata Evvy, saat ini ialah masalah harga. Sebab biaya baterai lithium ion bisa mencapai 40 persen dari harga kendaraan listrik itu sendiri.
Evvy kemudian menekankan pentingnya Indonesia agar mampu mengolah bahan baku baterai sendiri. Sebab Indonesia punya sumber daya untuk bahan baku baterai yaitu nikel, kobalt dan mangan.
Baca juga: Menilik Isi Pabrik Esemka di Boyolali
Peraturan Presiden (Perpres) No. 55 Tahun 2019 menjadi payung hukum tentang percepatan program Kendaraan Bermotor Listrik (KBL) akan tersendat jika Indonesia tidak berdikari di bidang baterai.
“Kalau kita bisa, TKDN mobil listrik di sini akan tinggi sekali, nanti akan pengaruh ke harganya yang makin terjangkau juga. Bayangkan di Indonesia punya itu (pabrik baterai)," kata Evvy.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.