JAKARTA, KOMPAS.com – Dimulai dari riset yang dilakukan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), didorong oleh Garansindo, dan dikawal ketat Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), skuter listrik Gesits siap diproduksi masal akhir awal Desember 2018.
Sepanjang proses riset sampai pada tahap komersialisasi, makin banyak dukungan yang diberikan pada Gesits, dari akademisi seperti Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Universitas Sebelas Maret (UNS).
Kemudian dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti PT Wijaya Karya Industri & Konstruksi, PT PIndad, PT Len Industri dan PT Pertamina. Kemudian pihak swasta PT Gesits Technologies Indo (GTI), dan juga bakal didkung PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel).
Namun secara nyata, campur tangan pemerintah lewat kebijakan-kebjikakan atau dukungan lainnya, supaya produksi massal lebih berjalan mulus sangat diperlukan.
Baca juga: Kemenperin Upayakan Insentif buat Gesits
Berdasarkan lampiran surat PT Wika Industri Manufaktur (perusahaan yang memproduksi Gesits), ditujukan kepada Darmawan Prasodjo, Deputi Bidang Pengelolaan dan Pengendalian Program Prioritas Nasional, Kantor Staff Presiden (KSP), perihal Perkembangan Motor Listrik Gesits, setidaknya ada lima yang diperlukan dari pemerintah.
Pertama, perlu dukungan pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Kementerian Perindustrian (Kemenperin), untuk percepatan Sertifikat Uji Tipe (SUT) dan Tanda Pendaftaran tipe (TPT), dari 28 hari kalendar menjadi 14 hari.
Kedua, pemerintah perlu mendukung soal penyediaan sumber energi listrik (Pertamina) dengan standardisasi packing dan swaping.
Ketiga, perlu sebuah paket regulasi untuk membebaskan pajak dan bea masuk atas importasi komponen. Batas waktunya sampai parts tersebut bisa diproduksi di dalam negeri dan bermerek nasional.
Keempat, dukungan Perguruan Tinggi untuk pengembangan varian baru.
Kelima, mempersiapkan industri pendukung untuk pengelolaan limbah baterai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.