TANGERANG, KOMPAS.com – Harmonisasi pajak kendaraan bermotor roda empat baru sudah final, dan tinggal disahkan tingkap menteri. Tak hanya membuka gerbang kepada teknlogi kendaraan listrik, pemerintah juga bakal memberikn jalan lagi untuk program mobil murah.
Jika mengikuti aturan baru tersebut emisi buangan mobil LCGC atau KBH2 (Kendaraaan Bermotor Roda Empat Hemat Energi dan Harga Terjangkau) harus 100 g/km, jika mau pajaknya 0 persen. Jika dikonversi, angka konsumsi bahan bakarnya bisa mencapai 23kpl sampai 24 kpl.
“Jadi akan kami buat lebih rendah lagi, jadi mileage-nya bertambah, jika sekarang 20 kpl nantinya bisa 24kpl,” ujar Harjanto, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Kamis (9/8/2018).
Buat memenuhi hal tersebut, kata Putu, teknologi yang digunakan pabrikan bakal diatur dalam regulasi. Jadi tak dilepas begitu saja ke pasar. Selain masih mengadopsi mesin konvensional, mobil KBH2 kemungkinan bisa juga menyerap teknologi mild hybrid.
“Jadi mobil KBH2 paling banter akan ke mild hybrid. Realisasi jilid dua ini juga jalan setelah harmonisasi regulasi PPnBM disahkan,” ujar Putu Juli Ardika, Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian.
Baca juga: Efek Mobil Murah buat Industri Otomotif
Penggunaan teknologi mild hybrid sebelumnya sudah dilakukan oleh prdusen mobil di India, untuk mengejar insentif yang digelontorkan pemerintah. Bukan seperti mobil hybrid umumnya yang menggunakan dua mesin, mild-hybrid lebih sederhana lagi.
Contoh Suzuki Eriga melalui teknologi Smart Hybrid Vehicle by Suzuki (SHVS). Sistem ini terdiri dari tiga komponen utama, yakni mesin diesel, aki berkapasitas besar (70 Ah), dan teknologi Integrated Starter Generator (ISG).
Sistem hibrida ringan ditunjang dengan beberapa komponen utama, contohnya seperti aktuator yang merupakan pengembangan dari alternator. Setelah itu dikolaborasikan dengan teknologi ISG, sistem ini memiliki dua fungsi berbeda, yakni sebagai generator untuk menangkap dan menyimpan energi ke baterai ketika deselerasi (lepas gas), serta sebagai motor penambah daya ke mesin saat akselerasi (injak gas).
Ketika dalam kondisi idle atau berhenti tanpa menginjak pedal kopling, fitur start stop system akan bekerja yang membuat mesin mati. Aki akan mengambil alih untuk menggantikan sumber tenaga saat mesin mobil mati, sehingga memungkinkan fungsi kelistrikan tetap berjalan normal. Aki dengan daya lebih besar juga sengaja dipilih untuk menggerakkan motor ISG saat mesin akan me-restart mesin saat menginjak kopling dari posisi idle.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.