Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perilaku Buruk Berlalu Lintas Dinilai akibat Faktor Keturunan

Kompas.com - 27/11/2017, 15:23 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif - Para pengemudi sepeda motor kembali melakukan pelanggaran lalu lintas secara massal di Jalan Layang Non Tol (JLNT) Casablanca belum lama ini. Kejadian ini sudah merupakan yang kesekian kalinya.

JLNT Casablanca sebenarnya tidak diperuntukan bagi sepeda motor. Di lokasi ini juga sebenarnya sudah terpasang rambu lalu lintas yang menjadi penanda larangan untuk motor melintas.

Namun keberadaan rambu ini seperti tidak pernah diperdulikan oleh para pengguna motor. Mereka tetap saja menerobos masuk.

Baca juga : Tidak Tertib, Jadi Salah Satu Alasan Motor Dilarang Lewat JLNT

Pendiri Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu menilai, diterobosnya JLNT hanya merupakan satu dari sekian perilaku buruk berkendara masyarakat di Indonesia yang sebenarnya salah, tapi dianggap biasa.

Pengendara sepeda motor nekat melawan arah saat berlangsung razia di jalan layang non tol (JLNT) Kampung Melayu-Tanah Abang, Jakarta, Selasa (25/7/2017). Pengendara motor masih nekat memasuki dan melintasi JLNT tersebut baik dari arah Tanah Abang maupun Kampung Melayu. KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMOKRISTIANTO PURNOMO Pengendara sepeda motor nekat melawan arah saat berlangsung razia di jalan layang non tol (JLNT) Kampung Melayu-Tanah Abang, Jakarta, Selasa (25/7/2017). Pengendara motor masih nekat memasuki dan melintasi JLNT tersebut baik dari arah Tanah Abang maupun Kampung Melayu. KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO

Menurut Jusri, pelanggaran yang dianggap biasa ini merupakan faktor keturunan. Dalam hal ini kebiasaan buruk tersebut acapkali dipengaruhi orang tua. Jusri mencontohkan adanya orang tua yang melakukan pelanggaran justru saat tengah berkendara bersama anaknya.

"Ini pembelajaran kurang baik tapi efektif. Saat membawa anaknya, ada orang tua yang tidak pakai helm, menerobos lampu merah, tidak pakai sabuk. Ketika si anak ini dewasa, tindakan yang dia lihat ketika masih anak-anak itu membekas. Sehingga sulit untuk diubah," kata Jusri kepada KompasOtomotif, Minggu (26/11/2017).

Baca juga : Ribuan Pelanggaran Lalu Lintas Terjadi Setiap Hari di Jakarta

Atas dasar itu, Jusri menilai penanaman edukasi berlalu lintas tidak seharusnya hanya menjadi kewenangan kepolisian semata. Tapi harus melibatkan semua pihak, dari mulai sekolah hingga orang tua.

"Untuk orang tua ketika membawa anak-anaknya, berikanlah contoh yang baik. Jangan melakukan pelanggaan di depan anak-anaknya," ucap Jusri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau