Jakarta, KompasOtomotif – Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) menemukan salah satu ketidakpuasan konsumen pada motor listrik yaitu soal kecepatan. Hal itu dianggap salah satu faktor penyesuaian kebiasaan lama masyarakat Indonesia menggunakan motor bermesin bensin ke listrik.
Kecepatan pada motor listrik ditentukan oleh kapasitas baterai. Masalahnya jika ingin kecepatan lebih tinggi berarti butuh kapasitas baterai lebih besar yang artinya ukuran baterai juga semakin besar. Jika ukuran baterai semakin besar maka butuh tambahan ruang di desain motor.
Baca: Yamaha indonesia Belum Mau Produksi Motor Listrik
Contohnya pada skuter listrik E-Vino yang digunakan Yamaha Indoneisa Motor Manufacturing (YIMM) sebagai bahan uji coba di dalam negeri, kecepatannya dibatasi hanya 50 kpj. E-Vino menggunakan baterai 50V-10 Ah 550 Wh.
Baterai itu sudah menghabiskan setengah ruang bagasi di bawah jok model yang serupa Yamaha Fino ini. Selain itu, baterai juga kira-kira seberat 5 kg.
“Orang konsumen Indonesia sudah terbiasa naik motor itu ingin punya kecepatan yang cukup memadai, (motor listrik) ini belum cepat. Kalau di set di kecepatan tinggi, itu safety-nya bagaimana?” Dyonisius Beti, Executive Vice President YIMM, di Jakarta, Rabu (1/11/2017).
Baca: Masalah Sepeda Motor Listrik Menurut Yamaha Indonesia
Sebagai pabrikan, buat meningkatkan kecepatan juga berarti YIMM wajib memikirkan tentang keamanan penggunaannya. Dyonisius mempertimbangkan memberikan suara buat motor listrik jika YIMM jadi memproduksi dan menjualnya di Indonesia.
Selain itu kecepatan, masih banyak juga masalah yang dihadapi motor listrik di Indonesia. Persoalannya bukan hanya kesiapan pabrikan tetapi juga regulasi dan penerimaan masyarakat Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.