Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mercy Mengintai Program LCEP

Kompas.com - 17/06/2017, 11:02 WIB
Stanly Ravel

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif - Indonesia memang cukup tertinggal dalam hal teknologi kendaraan. Selain karena faktor infrastruktur, penyebab lainnya adalah regulasi pemerintah yang masih simpang siur, mulai dari pajak kendaraan sampai status mobil hibrida yang tertuang dalam program Low Carbon Emmision Program (LCEP).

Deputy Director Marketing Communication Mercedes-Benz Indonesia Hari Arifianto, mejelaskan bahwa sebenarnya sudah banyak teknologi mobil yang dikembangkan secara global, sayangnya sampai saat ini sulit diadopsi di Indonesia.

Baca : Mercedes-Benz GLC Coupe Menggoda dari IIMS 2017

"Kalau dilihat, Indonesia memang agak belakangan, mobil-mobil berteknologi tinggi yang sebenarnya ramah lingkungan dan efisiensi justru kurang diperhatikan, padalah di pasar ASEAN, seperti Malaysia dan Singapura itu justru bisa maju karena pemerintah mendukung bahkan memberikan insentif pajak," ucap Hari di Jakarta, Kamis (15/6/2017).

Menurut Hari, dari pemberian insentif yang akhirnya bisa menggerakan pasar, khususnya otomotif. Dengan dorongan tersebut, bisa dipastikan mampu memberikan respon yang cukup baik, masyarakat juga memiliki kesempatan merasakan teknologi canggih dari sebuah kendaraan dengan harga yang baik karena adanya insentif.

"Contoh untuk hybrid, masih banyak orang yang mengenal itu sebagai teknologi masa depan, padahal itu justru teknologi saat ini, yang masa depan itu ada lagi. Dengan hybrid kita bisa melakukan efisiensi tanpa kehilangan performa, harusnya senang bisa pakai mesin yang irit tapi torsi besar dan bisa jaga udara lebih bersih," kata Hari.

Paultan Ilustrasi mobil Plug-in Hybrid.
Baca : Mercedes-Benz Remajakan Duet GLA

Bila pemerintah ada kejelasan untuk serius, lanjut Hari, Mercy pun sudah sangat siap untuk maju, bahkan tidak menutup kemungkinan untuk merakit mobil hybrid di Indonesia. Dengan perakitan lokal, konsumen akan mendapat benefit lebih, seperti harga yang lebih terjangkau dibandingkan produk impor.

"Bila diberikan insentif tentu kita siap, justru terpacu untuk mengembangkan produk. Garis besarnya kalau pemerintah kasih insentif akan berdampak positif untuk dimanfaatkan. Kita menunggu dan berharap sekali sehingga kita bisa mengejar ketertinggalan dari negara ASEAN lainnya," ujar Hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau