Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Tata soal Konsep Mobil Perdesaan

Kompas.com - 18/01/2017, 13:23 WIB
Stanly Ravel

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif - Gaung mobil perdesaan saat ini mulai difokuskan oleh pemerintah. Sebagai langkah awal Kementerian Perindustrian dan Institut Otomotif Indonesia (IOI), mengelar lomba desain mobil desa yang nantinya akan dipilih sebagai unit prototipe.

Menanggapi rencana ini, President Director PT Tata Motors Indonesia (TDMI) Biswadev Sengupta, menerangkan, bahwa baiknya rural car (mobil perdesaan) memiliki basis kendaraan niaga bukan mobil multi guna atau MPV.

"Kendaraan perdesaan itu tidak selalu MPV, karena mobil perdesaan digunakan hanya untuk jarak pendek. Mereka membutuhkan kendaraan yang bisa digunakan untuk beraktifitas seperti membawa sayuran, buah-buahan, dan hasil komoditi lain," ucap Biswadev saat berbincang dengan wartawan di Jakarta, Selasa (17/1/2017).

Menurut Biswadev, banyak penduduk desa yang tidak bisa memiliki dua mobil sekaligus, seperti satu mobil penumpang satu lagi mobil niaga. Karena itu, bila melihat dari sisi fungsi akan lebih cocok mengarah pada kendaraan komersial.

Produsen mobil asal India ini menjelaskan bahwa secara status antar mobil perdesaan dan mobil penumpang memiliki perbedaan. Sedangkan untuk kapasitas mesin,  Tata menyarankan baiknya di bawah 1.000 cc.

Tata Motor Distribusi Indonesia (TMDI) Tata Ace EX2 ikut "touring" sekaligus uji pemakaian Biosolar B20.

"Mobil perdesaan itu tidak akan berkendara jauh, mesin di bawah 1.000 cc sudah cukup. Hal ini nantinya akan berpengaruh ke faktor harga, namun tetap harus memiliki keuntungan bagi masyarkat desa, seperti dari perawatan, konsumsi bahan bakar, dan lainnya," papar Biswadev.

Mobil perdesaan, lanjut Biswadev, itu kendaraan yang diperuntukan dan disiapkan untuk kondisi jalan yang tidak baik, serta fasilitas yang minim. Kenapa begitu, konsumennya tidak punya banyak uang untuk selalu melakukan perawatan berkala seperti mobil reguler, karena itu konsep mobil perdesaan baiknya memiliki daya tahan yang lebih kuat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com