KOMPAS.com - Rio Haryanto tercatat terakhir kali memacu mobil balapnya di Arena Hockenheimring, Jerman, pada Juli 2016. Apa aktivitas Rio sesudah itu?
"Sebagai pebalap, semua pasti ingin menjadi main driver (pebalap utama). Saya sangat rindu (kembali ke posisi itu)," ujar Rio seperti dilansir Kompas.com, Sabtu (5/11/2016).
Pemuda asal Solo ini terpaksa didudukkan ke bangku cadangan tim Manor Racing karena tak terpenuhinya pembayaran uang masuk untuk balapan F1 2016. Meski begitu, ia masih ikut rombongan Manor dan tetap melakukan tugasnya dengan profesional.
Sebagai cadangan, Rio bekerja layaknya pebalap utama kecuali berlomba di area sirkuit. Ia konsisten hadir dalam pertemuan tim untuk membicarakan persoalan teknis sebelum balapan.
Rio mengaku tetap optimistis menyongsong kariernya di laga F1 tahun depan. Bagaimanapun, ia mengantongi pengalaman dari debutnya pada musim ini.
"Peluang saya masih cukup besar. Saya sudah memiliki pengalaman, tidak seperti musim lalu ketika saya masih menjadi jebolan dari GP2," ujar pemuda berusia 23 tahun itu.
Tak salah. Rio memang telah menyelesaikan 12 seri pada musim ini. Ia sudah bertanding di beragam arena balap F1, di antaranya sirkuit di Australia, Bahrain, dan China.
Ke depan, ia berharap dapat bergabung dengan tim yang lebih kompetitif. Sejalan dengan itu pula, Rio berharap bisa mencetak prestasi makin baik.
"Mohon dukungan dari semua pihak agar saya secepatnya mendapatkan tim untuk musim 2017," ujar Rio.
Sisi lain Rio
Di luar kariernya sebagai pebalap, Rio ternyata punya hobi memasak. Kesukaannya itu datang dari pengalaman saat tinggal jauh dari orangtua.
Jika bosan dengan menu katering yang disediakan untuk timnya, Rio akan memasak sendiri makanan yang dia inginkan. Salah satu yang pernah dia masak adalah ikan salmon panggang.
"Saat latihan atau bertanding saya harus menjaga diet. Ikan salmon bagus untuk pemulihan otot setelah latihan keras," ujar Rio dikutip dari Kompas.com, Senin (28/3/2016).
Yang juga tak banyak orang tahu, salah satu cara Rio menjaga semangat adalah dengan berswafoto. Rio pernah tertangkap menjepret selfie di depan cermin kamar mandi. Saat itu, ia menggunakan ponsel Oppo F1 Plus.
"Saya cukup sering ber-selfie dengan tim, keluarga, dan teman dekat," tutur Rio dalam dokumentasi video sesi pemotretan untuk ponsel kamera itu.
Ketika mendapati pemandangan bagus di sekitarnya, Rio tak akan segan melakukan selfie berlatar panorama itu. Hasil foto tersebut lalu dia kirimkan ke teman dekat atau keluarga.
Belakangan, Rio pun dipilih menjadi ambassador untuk ponsel kamera keluaran Oppo. Dia juga didapuk menjadi salah satu Selfie Expert Member dari pabrikan pembuat ponsel kamera tersebut.
"Salah satu fitur yang aku sukai (dari ponsel kamera Oppo) adalah (fitur) camera filter-nya, (yang) sudah built-in. Filter juga bisa langsung diubah setelah mengambil foto," ungkap Rio tentang produk yang harus dia promosikan itu.
Jejak perjalanan Rio
Rio mencetak sejarah sebagai orang pertama asal Indonesia yang menjadi pebalap F1. Ia membawa dunia olahraga Tanah Air ke babak baru. Segenap masyarakat pun bangga dibuatnya.
"Melihat bendera merah putih berkibar saja sudah bergetar apalagi ketika Rio tampil di ajang bergengsi F1," Kata Duta Besar Indonesia untuk Australia Riphart Najib Kusuma, seperti dikutip Kompas.com, Sabtu (19/3/2016).
Sebelum menapak ke ajang balapan paling bergengsi ini, Rio mengawali kiprah kelas dunianya di GP2 Series sejak 2011. Dia mengarungi laga itu selama empat tahun.
Bakat anak bungsu pasangan Sinyo Haryanto dan Indah Pennywati ini terlihat sejak kecil. Ia pertama kali turun sebagai pebalap di arena karting dan sering mendulang penghargaan.
“Melihat talenta dan keinginan kuat Rio, kami sebagai orangtua terus mendukung dia, sejak kecil hingga menggapai cita-citanya,” kata Sang Ibu, Indah Pennywati, yang dikutip Kompas.com, Jumat (19/2/2016).
Rio lagi-lagi meraih Juara Nasional Go-kart pada 2008. Ia kemudian merambah ke dunia balap mobil Formula Asia 2.0 dan langsung berhasil menjadi juara tiga.
Dari sana, kariernya terus menanjak. Rio merebut perhatian dunia ketika ia memenangi 12 podium, termasuk 11 kemenangan dari 15 balapan di Formula BMW Pacific Championship.
Kepiawaiannya ini mengantarkan Rio mendapatkan super license dari Virgin F1 untuk mengikuti test drive F1 di Abu Dhabi pada 2010. Bersamaan, pada tahun itu dia meraih pula posisi kelima di klasemen GP3 Series.
Nah, akankah kerinduan Rio berjawab?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.