Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Sembarang Bersihkan Busi

Kompas.com - 07/11/2016, 09:02 WIB
Stanly Ravel

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif - Busi berfungsi sebagai pemercik api untuk menghasilkan pembakaran di ruang mesin.  Meski perlu perawatan, namun ternyata banyak yang salah kaprah dalam melakukannya, terutama bagi pemilik sepeda motor yang lebih suka mengoprek kendaraannya sendiri.

Perawatan dengan melepas dan membersihkan busi menggunakan amplas atau sikat kawat justru dicap sebagai langkah yang salah untuk dilakukan.

"Saat dibersihkan pakai amplas atau sikat maka ada kemungkinan terkikis yang membuat jarak grand elektoda atau kepala busi bergeser, bisa jadi rengang atau justru terlalu rapat. Bila sampai gap-nya berbeda dengan ukuran standar dampaknya busi tidak bekerja maksimal," papar Suprianto, Technical Support PT NGK Busi Indonesia kepada KompasOtomotif, Sabtu (5/11/2016).

Menurutnya, jarak kerenggangan busi dari pabrikan sudah diukur secara persisi menggunakan mesin. Tiap jenis motor pun memiliki jarak yang berbeda-beda. Bila sampai bergeser, otomatis akan mempengaruhi percikan api yang dihasilkannya.

Salah satu kebiasan buruk lainnya adalah mengetok kepala busi. Hal ini menurut Suprianto sangat haram dilakukan karena materialnya yang sangat sensitif.

"Dalam keadaan dingin metal punya sifat getas, saat digetok strukturnya akan berubah yang membuat materialnya ikut berubah. Efek parahnya, umur busi jadi lebih pendek dari seharusnya," ujar Suprianto.

Otomania/Setyo Adi Busi hitam akibat pembakaran tidak sempurna

Meski kerap dilakukan sebagai upaya perawatan, Supriyanto tidak menganjurkan melakukan pembersihan busi secara manual. Menurutnya, bila memang busi sudah kotor lebih baik langsung diganti baru.

"NGK sebenarnya tidak menyarankan pembersihan busi. Busi itu sensitif, bila sampai ada yang bergeser dan berubah fungsinya juga akan berkurang. Bila memang sudah kotor, lebih baik diganti baru itu jauh lebih aman," kata Supriyanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau