Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Success Story Presdir PT Astra International Tbk Prijono Sugiarto

"Semua Saya Lakukan, Mengalir Saja...”

Kompas.com - 17/06/2015, 11:14 WIB
Agung Kurniawan

Penulis

Kehidupan ini sangat indah. Tak semua perjalanan hidup manusia berjalan dengan mulus. Tentu banyak rintangan dan hambatan dalam meraihnya. Kuncinya adalah kesabaran, keteguhan hati, memiliki prinsip yang kuat, jujur, apa adanya, dan selalu melakukan inovasi. Di balik kesuksesan seseorang, ada kisah-kisah mengharukan dan menyedihkan. Semua itu adalah proses yang harus dilalui. Mulai hari ini, Kompas.com menurunkan serial artikel "Success Story" tentang perjalanan tokoh yang inspiratif. Semoga pembaca bisa memetik makna di balik kisah.

Jakarta, KompasOtomotif — Butuh 20 tahun bagi Prijono Sugiarto berkarier di Astra sampai akhirnya bisa dipilih sebagai pimpinan perusahaan. Menjabat Chief Executive Officer atau Presiden Direktur PT Astra International Tbk (Grup Astra), yang merupakan perusahaan multinasional, tentu bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Apalagi, pundak Prijono memikul beban 191 anak perusahaan dengan total 227.000 karyawan, dipastikan butuh determinasi kuat.

“Ibaratnya, saya ini direksi paling karatan di Astra. Tahun ini saya menginjak masa kerja ke-25 tahun. 15 tahun jadi direksi dan lima tahun jadi CEO,” ujar Prijono sambil berkelakar.

Kesempatan menjadi CEO mulai terbuka ketika ia diminta salah satu petinggi Grup Astra kala itu, Theodore Permadi Rachmat, untuk menjadi salah satu direksi perusahaan pada tahun 2000. Lewat promosi ini, Prijono meninggalkan jabatan lamanya, Direktur Operasional di PT Tjahja Sakti Motor (BMW), lantas mulai bekerja di kantor pusat (holding) Grup Astra.

Efektif mulai 2001, Prijono menjabat sebagai salah satu direktur di induk perusahaan Astra yang membawahkan divisi bisnis otomotif non-Toyota, yang diberi nama Astra Motor (ASMO) 3. ASMO 3 membawahkan beberapa lini bisnis anak perusahaan, yakni Daihatsu, BMW, Isuzu, Fuji Technica, Gaya Motor, dan Inti Pantja Press Industri.

Beban tambahan

Mendapat tantangan baru dari perusahaan memecut semangat Prijono untuk berprestasi. “Saya selalu melakukan apa yang diberikan dan menjadi tanggung jawab saya. Dan saya lakukan dengan effort terbaik,” ujar pria yang fasih berbahasa Jawa ini.

Setelah tiga tahun menjabat sebagai Direktur ASMO 3 Grup Astra, Pri, begitu ia akrab disapa, mulai diberi beban tugas tambahan oleh pimpinan. Salah satu pimpinian perusahaan, Budi Setiadharma, meminta Pri untuk ikut mengurus divisi penjualan sepeda motor Honda, yakni Honda Sales Operation (HSO) mulai 2003.

Dua tahun berselang (2005), mendiang almarhum Michael D Ruslim, Presiden Direktur Grup Astra kala itu, menambah beban tanggung jawab ke sektor alat berat. Prijono akhirnya kembali mendapat jabatan tambahan, yaitu Director In Charge of PT United Tractors Tbk, anak perusahaan Grup Astra yang bergerak di bidang alat berat.

Pada 2007 dan 2008, Prijono lagi-lagi mendapat tambahan beban jabatan di pundaknya, masing-masing jadi direktur di PT Astra Honda Motor (AHM) dan PT Astra Otoparts Tbk (AOP). AHM merupakan agen tunggal pemegang merek (ATPM) sepeda motor Honda, sedangkan AOP adalah produsen komponen kendaraan bermotor, keduanya anak perusahaan Grup Astra.

“Akhirnya, saya sempat mengeluh juga sama Pak Michael waktu itu. Soalnya, saya setiap hari itu kerjanya pindah-pindah. Senin di kantor ini, Selasa ke sana, kemudian Rabu ke kantor yang lain, sampai habis seminggu waktu saya,” celoteh Pri.

KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Presiden Direktur PT Astra International Tbk, Prijono Sugiarto saat sesi wawancara khusus dengan Kompas.com di Jakarta, Kamis (28/5/2015). Ia pernah menerima penghargaan Asia Business Leader of The Year Award 2014 pada Asia Business Leaders Awards (ABLA) yang diselenggarakan CNBC di Singapura.

Dari berbagai tanggung jawab yang diberikan kepada Prijono, ada beberapa tantangan yang harus dihadapinya. Salah satu tantangan itu yakni kinerja penjualan AHM yang sempat tersusul oleh rivalnya, Yamaha, dalam persaingan memperebutkan pasar sepeda motor nasional pada 2010.

“Saya akhirnya mengusulkan Loman (Johannes Loman) untuk memegang AHM dan terbukti berhasil sampai saat ini. Pak Michael juga lantas menanyakan, lalu Daihatsu gimana ditinggal Loman. Saya mencari kandidat pengganti, akhirnya lahir Abong (Suparno Djasmin),“ cerita Prijono.

Sekarang, jika melihat pengalaman bertahun-tahun ikut mengendalikan berbagai macam bidang usaha, Prijono mengaku bersyukur. Kondisi sulit yang dihadapi di masing-masing unit bisnis justru memperkaya pengetahuan sekaligus menempa pengalaman Prijono dalam memimpin perusahaan.

“Semua ini merupakan job enrichment (memperkaya) tersendiri bagi saya. Semua saya lakukan, mengalir saja...,” ujar Prijono.

Presiden direktur

Pada Januari 2010, dunia bisnis dikejutkan dengan meninggalnya Michael D Ruslim, Presiden Direktur Grup Astra, karena sakit. Astra sebagai salah satu perusahaan terbesar di Indonesia kehilangan pucuk pimpinan. Sampai akhirnya para pemegang saham perusahaan menunjuk Prijono Sugiarto sebagai pejabat pelaksana tugas harian, menggantikan posisi almarhum Michael.

Akhirnya, setelah rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) di Hotel Four Seasons, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (1/3/2010), Prijono kembali terpilih untuk meneruskan jabatannya sebagai Presiden Direktur Grup Astra. Keputusan ini ditopang oleh 80 persen pemegang saham perusahaan dan berlanjut sampai sekarang ini.

Menjadi pemimpin baru Grup Astra membuat Prijono membuka lembaran baru berada di puncak perusahaan. Lewat kekuatan dan kekuasaan yang dimilikinya, alumnus Diploma Ing di Universitas Mechanical Engineering, Konstanz, Jerman, ini bertekad membawa Grup Astra terus berjaya.

“Saya tidak mau berfilosofi. Saya berharap Astra bisa memberikan nilai tambah yang banyak di setiap area di mana kita ada. Community development, bisa menciptakan pekerjaan baru, jadi institusi percontohan, menjadi kebanggaan bangsa ini. Ini cita-cita mulia,” ucap Prijono.

Ikuti metode kepemimpinan Prijono sebagai Presiden Direktur Grup Astra di artikel selanjutnya. (Bersambung)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau