Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara yang Benar Menjaga Konsentrasi buat "Biker" Saat Puasa

Kompas.com - 02/07/2014, 14:13 WIB
Donny Apriliananda

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif – Puasa kerap dikait-kaitkan dengan energi yang kurang, mengantuk, atau bahkan susah berkonsentrasi, terutama untuk para pengguna jalan khususnya biker. Padahal, jika mengikuti pola makan (sahur dan buka) yang benar, hal-hal tersebut bisa dihindari, bahkan tubuh terasa jauh lebih bugar.

Motivator kesehatan dokter Phaidon Lumban Toruan (@dr_phaidon) mengatakan kepada KompasOtomotif, (2/7/2014), bahwa sebenarnya tidak ada beda antara biker yang berkendara reguler ke kantor atau bukan. Untuk menjaga konsentrasi di jalan tipsnya simpel, memilih makanan yang sehat ketika puasa.

”Mungkin banyak orang mendengar, tapi praktiknya tidak banyak yang tahu. Jika dipatuhi, efeknya dahsyat dan membuat tubuh jauh lebih bugar, tidak mengantuk, dan tetap berkonsentrasi selama berkendara,” jelas dokter Phaidon.

Berikut tiga tips pentingnya:
1. Pilih karbohidrat kompleks alias karbohidrat yang mengandung banyak serat, misalnya nasi merah. Karbohidrat menyebabkan gula darah lambat dilepas ke dalam darah. Akibatnya, tubuh mudah lemas. ”Misalnya berbuka puasa dengan mi ayam dan teh manis, akan lebih cepat mengantuk ketimbang nasi merah. Jika diterapkan, energi akan stabil,” papar dr Phaidon.

2. Hindari menu goreng. Bukan cuma gorengan, tetapi makanan yang digoreng. Minyak akan menurunkan ikatan oksigen dalam darah, menyebabkan kantuk dan hilang konsentrasi. Dijelaskan, bukannya tubuh tidak butuh minyak, tetapi minyak sehat lebih diutamakan, misalnya kandungan dalam alpukat.

”Setelah sahur atau berbuka dengan ayam goreng, kantuk akan lebih mudah datang. Buat biker, tentu lebih sulit untuk menjaga keseimbangan. Soal ini berkali-kali sudah saya sharing, tetapi banyak orang yang merasa seperti disalahkan, karena makanan yang digoreng memang nikmat,” terang dokter Phaidon.

3. Manajemen cairan. Saat berbuka, tidak cukup dengan hanya segelas air putih, padahal seharian puasa. Teorinya, ketika tubuh tidak mendapat cairan dalam jangka waktu lama, tubuh otomatis memblokir sensasi haus di otak. Setelah minum segelas air putih, perasaan haus seolah hilang, padahal itu belum cukup.

”Misalnya, berat seseorang 73 kg, kebutuhan air sehari, berat dikalikan 0,03, jadinya sekitar 2,1 liter. Jika cuma minum tiga gelas air (750cc) saat buka, lalu segelas lagi saat sahur, kira-kira cuma 1,4 liter. Padahal butuh lebih dari itu. Bayangkan defisitnya setelah sebulan penuh berpuasa, kebiasaan defisit air akan membuat konsentrasi jauh berkurang,” beber dokter Phaidon.

Solusinya, benar slogan ”berbukalah dengan yang manis”. Terjemahkan kata-kata itu dengan bijak, yaitu meminum cairan elektrolit alami. Misalnya, air kelapa atau jus buah, bukan elektrolit sintetis. Setelah minum cairan yang mengandung elektrolit, tubuh akan menyeimbangkan kebutuhan cairan, efeknya, akan haus dan ingin minum lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau