Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

”Curhat” Produsen Mobnas Sambil Tunggu Regulasi

Kompas.com - 24/03/2014, 15:24 WIB
Donny Apriliananda

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif – Di saat pemerintah mendorong investasi asing dan industri otomotif, ada satu hal yang mengganjal dan belum terpecahkan, yaitu mobil nasional (mobnas). Arus insiatif begitu kuat sejak beberapa tahun lalu, untuk melahirkan mobil-mobil dan merek buatan anak bangsa. Namun hingga kini nasibnya masih terkatung.

Jangankan bermimpi menjadi raksasa industri, bertahan di tengah gempuran merek asing saja sungguh sulit. Terlebih dengan hadirnya kebijakan mobil murah dan ramah lingkungan (LCGC). Produk yang mereka hasilkan memang belum sempurna dan masih butuh waktu untuk pengembangan. Tapi paling tidak sudah bisa jadi langkah awal membangun industri mobil berwawasan kemandirian.

Belum adanya kebijakan yang mendukung perkembangan mobil nasional adalah satu-satunya ganjalan untuk melangkah. Satu-persatu pelaku industri mobnas curhat. Ditemui di gelaran INAPA 2014 minggu lalu, Presiden Direktur PT Fin Komodo, Ibnu Susilo, mengatakan bahwa saat ini pihaknya masih menunggu kebijakan yang mendukung.

”Keinginan kami simpel, ada kebijakan yang memihak ke industri mobnas atau produk Indonesia. Kalau ada, semuanya akan gampang. Ada peraturan atau kebijakan yang mendukung, atau menguntungkan untuk bertumbuhnya industri otomotif lokal. Investasi akan mengalir dengan sendirinya,” beber Ibnu.

PT. Super Gasindo Jaya (SGJ) yang dalam pameran memajang mobil merek Tawon, bernasib sama. CEO SGJ, Koentjoro Njoto, mengatakan bahwa saat ini pihaknya tetap memproduksi Tawon untuk kebutuhan mobil teknologi menengah. ”Kami masih menargetkan produksi sampai 3.000-an unit setahun sambil berharap dukungan nyata pemerintah terhadap pengembangan mobnas,”urainya.

Harapan lain juga masih ada di pundak PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) yang memproduksi ESEMKA berbagai tipe. Merek ini sempat melejit saat Wali Kota Solo, Joko Widodo, (saat ini menjabat sebagai Gubernur DKI), menggunakannya sebagai kendaran dinas.

KompasOtomotif-Donny Mobil nasional Indonesia Komodo

Mahal
Dihubungi terpisah, AZ Dalie, Sales & Marketing Division Head PT Triangle Motorindo Industry, produsen sepeda motor Viar, mengungkap kepada KompasOtomotif bahwa rencana membangun mobil bergenre micro car yang sudah direncanakan dua tahun lalu terpaksa ditunda. Hal ini berkaitan dengan harga bahan baku yang cukup mahal dan dikhawatirkan gagal bersaing dengan merek-merek ternama.

”Kami melihat belum ada kejelasan regulasi. Di level bawah seperti kami tidak disokong kebijakan infrastruktur yang jelas. Kalau tidak ditopang dengan kebijakan khusus tidak akan bisa berkembang, karena akan tertimpa kekuatan merek asing,” beber Dalie.

Ditambahkan, bahan baku untuk mengembangkan industri mobil saat ini masih mahal. Justru dengan mengimpor malah lebih murah. Dulu sempat diisukan bakal ada subsidi, tapi belum juga terlaksana. ”Kalau bahan baku saja belum beres, kami tidak bisa berinvestasi untuk hal-hal lainnya. Soal ini, investor sudah menunggu,” jelas Dalie.

Sama seperti produsen-produsen lokal lain, saat ini pengembangan dan riset tetap dilakukan. Namun untuk memproduksi secara massal belum berani. Alasannya, secara harga akan sangat susah bersaing dengan produk asing yang sudah menikmati subsidi.

2 Triliun
Bagaimana produsen mobil nasional tidak ciut, Menteri Perindustrian MS Hidayat dalam kesempatan tahun lalu pernah mengungkap, bahwa untuk menciptakan industri merek mobil nasional dibutuhkan dana setidaknya Rp 2 triliun dan harus ada investor lokal sebagai penanam modal.

Dana tersebut akan dipakai untuk pembelian lahan, pengadaan mesin, teknologi, dan modal kerja. Belum termasuk pengembangan jaringan pemasaran dan layanan purna jual. ”Untuk menjadi sebuah industri yang komersil dan feasible, umumnya mobil tersebut harus mencapai sekitar 40.000 unit per tahun,” ujar MS Hidayat saat itu.

Namun sayang, yang dilakukan pemerintah saat ini, hanya sebatas mendukung inisiatif merek-merek mobil nasional untuk tampil dan berkembang. Dukungan itu meliputi promosi dan pemasaran, memfasilitasi pencarian investor, ujicoba prototipe, hingga peningkatan kemampuan industri komponen. Sementara kebijakan yang mendukung masih dalam ranah abu-abu.

Tentu, mimpi yang saat ini harus diperjuangkan adalah Indonesia memiliki merek kebanggaan sendiri. Merupakan karya dari tangan-tangan terampil dan otak cerdas orang Indonesia, yang seharusnya tidak kalah dengan bangsa lain. Perjalanan panjang itu pun rasanya masih akan berlanjut, entah sampai kapan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Arus Lalu Lintas Mudik Libur Natal 2024 Renggang, Ini Imbauan Polisi

Arus Lalu Lintas Mudik Libur Natal 2024 Renggang, Ini Imbauan Polisi

Tips N Trik
[POPULER OTOMOTIF] Hukum Tabrak Pengendara Motor yang Lawan Arah | Teknik Mengemudi yang Tidak Membuat Penumpang Mabuk | Jadwal Contraflow di Tol Jakarta Cikampek Selama Libur Nataru

[POPULER OTOMOTIF] Hukum Tabrak Pengendara Motor yang Lawan Arah | Teknik Mengemudi yang Tidak Membuat Penumpang Mabuk | Jadwal Contraflow di Tol Jakarta Cikampek Selama Libur Nataru

Feature
Imbas Kecelakaan Bus PO Tirto Agung, Lalu Lintas Tol Pandaan - Malang Terpantau Padat Marayap

Imbas Kecelakaan Bus PO Tirto Agung, Lalu Lintas Tol Pandaan - Malang Terpantau Padat Marayap

News
Kecelakaan Bus Tirto Agung di Malang, Pihak PO Menolak Berkomentar

Kecelakaan Bus Tirto Agung di Malang, Pihak PO Menolak Berkomentar

News
Kecelakaan Bus di Tol Lawang Malang, Ini Jalur Alternatif Hindari Macet

Kecelakaan Bus di Tol Lawang Malang, Ini Jalur Alternatif Hindari Macet

News
Perawatan Mobil Listrik yang Harus Dilakukan Sebelum Liburan Nataru

Perawatan Mobil Listrik yang Harus Dilakukan Sebelum Liburan Nataru

Tips N Trik
Produsen Rem Kendaraan Ini Memperluas Bengkel Rekanan

Produsen Rem Kendaraan Ini Memperluas Bengkel Rekanan

News
Nissan, Honda, dan Mitsubishi Sepakat untuk Merger

Nissan, Honda, dan Mitsubishi Sepakat untuk Merger

News
Truk Bermuatan Sayuran Kecelakaan di Tol Cikampek Km 57 Arah Jakarta

Truk Bermuatan Sayuran Kecelakaan di Tol Cikampek Km 57 Arah Jakarta

News
Bus Baru PO SAN, Pakai Bodi Supernova buatan Karoseri Stadabus

Bus Baru PO SAN, Pakai Bodi Supernova buatan Karoseri Stadabus

Niaga
Program Khusus Beli Mobil di Akhir Tahun, Angsuran mulai Rp 2,4 Juta

Program Khusus Beli Mobil di Akhir Tahun, Angsuran mulai Rp 2,4 Juta

News
Sedang Disempurnakan, Ini Bocoran Subsidi Motor Listrik 2025

Sedang Disempurnakan, Ini Bocoran Subsidi Motor Listrik 2025

News
Lalu Lintas Tol Jakarta-Cikampek pada Senin Sore Terpantau Ramai Lancar

Lalu Lintas Tol Jakarta-Cikampek pada Senin Sore Terpantau Ramai Lancar

News
Cititrans Busline Luncurkan Rute Baru, Bandung - Malang via  Semarang

Cititrans Busline Luncurkan Rute Baru, Bandung - Malang via Semarang

Niaga
Video Mobil Meluncur dari Gedung Parkir, Diduga Salah Injak Pedal Gas

Video Mobil Meluncur dari Gedung Parkir, Diduga Salah Injak Pedal Gas

Feature
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau