JAKARTA, KOMPAS.com - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) pesimistis penjualan roda empat atau lebih di dalam negeri tembus 1 juta unit pada periode 2025.
Sekertaris Jenderal Gaikindo Kukuh Kumara menjelaskan kondisi tersebut karena tahun ini terdapat beberapa faktor yang berpotensi menyebabkan ketidakpastian pasar. Salah satunya ialah pemberlakuan opsen pajak.
"Kita belum duduk bareng, belum menghitung secara rinci. Kalau tahun kemarin saja, tak ada opsen kita tidak bisa mencapai satu juta unit. Tahun ini kita harapkan, dengan model baru dan lain sebagainya, opsen ditunda, kalau optimis di 900.000-an," katanya di Jakarta, Selasa (14/1/2025).
"Tetapi kalau opsen dijalankan, kita bisa turun jauh ke bawah. Bisa balik ke zaman pandemi dulu yaitu 650.000 sampai 700.000-an," lanjut Kukuh.
Alasan tersebut diperkuat dengan hasil proyeksi atau perhitungan yang dilakukan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis dari Universitas Indonesia (LPEM FEB UI).
Di mana, pemberlakuan opsen pajak akan meningkatkan harga jual mobil di pasar hingga 6,2 persen dari sebelumnya. Sementara daya beli masyarakat sedang melambat imbas banyak golongan menengah ke bawah yang turun kasta (data BPS).
"Kalau sebelum ada opsen itu kira-kira total pajak mobil sekitar 40 persen. Jadi kalau harga off the road Rp 100 juta, maka on-the road menjadi Rp 140 juta," kata pengamat otomotif dan peneliti LPEM FEB UI Riyanto.
"Begitu ada opsen dan diberlakukan maksimal (66 persen dari PKB dan BPNKB), kira-kira itu bisa bertambah sekitar 9 persen. Jadi nanti 49 persen dari pajak yang membuat harga mobil naik sekitar 6,2 persen," kata dia.
Dengan kondisi tersebut, mengasumsi elastisitas permintaan mobil adalah 1,5 dan kenaikan harga mobil 6 persen, maka permintaan nasional akan turun 9 persen.
"Sehingga forecasting kita sekitar 899.000 unit untuk penjualan mobil di 2025. Tetapi kalau opsen itu berlaku, hanya 815.000 unit, turun 9 persen. Itulah dampak dari opsen," jelas Riyanto.
Maka dari itu, ancaman penjualan mobil kembali ke level terendah sejak 10 tahun belakangan yakni ketika pandemi Covid-19 menjadi nyata. Diketahui, selama 2020 penjualan mobil dalam negeri hanya mencapai 532.027 unit secara wholesales dan 578.327 unit pada retail sales.
"Untungnya beberapa provinsi dan kabupaten kota sudah mengatakan melakukan relaksasi. Ini penting karena kalau berlaku, mereka juga sebenarnya dirugikan (pendapatan daerahnya berkurang)," tutup Riyanto.
https://otomotif.kompas.com/read/2025/01/15/071200015/gaikindo-pesimistis-penjualan-mobil-2025-tembus-1-juta-unit