JAKARTA, KOMPAS.com- Salah satu perhatian utama mengenai mobil listrik saat ini adalah masalah keselamatan, khususnya terkait potensi kebakaran yang dapat terjadi akibat kerusakan atau malfungsi pada baterai.
Dalam diskusi bertajuk "Revolutionizing EV Safety in Indonesia: Breaking Solutions with Innovation" yang diselenggarakan oleh PT Famindo Alfa Spektrum Teknologi (FAST) pada Senin, 25 November 2024, disebutkan bahwa mobil listrik justru merupakan kendaraan yang paling aman.
Menurut data yang dijabarkan, mobil bahan bakar konvensional (ICE) memiliki risiko kebakaran 61 kali lebih besar dibandingkan mobil listrik. Sementara mobil hybrid berisiko 139 kali lebih tinggi untuk terbakar dibandingkan mobil listrik berbasis baterai.
Menanggapi hal tersebut, Anton Jimmi Suwandy, Direktur Pemasaran dan Penjualan PT Toyota Astra Motor (TAM), mengatakan, semua mobil punya risiko kebakaran sedangkan faktor penyebab kebakaran sangat beragam.
"Resiko terbakar pada sebuah kendaraan tentu ada. Namun, faktornya sangat beragam ya baik itu dari sisi manusia ataupun produk," ujar Anton kepada Kompas.com, Selasa (26/11/2024).
"Rasanya perlu adanya pengecekan lebih lanjut terkait data yang dipaparkan mengacu pada kejadian terbakar yang disebabkan oleh faktor apa. Karena penulis sumber artikel yang tercantum tidak mengonfirmasi 100 persen akan validitas dari data ini," katanya.
Bicara mengenai pernyataan mobil hybrid lebih berisiko terbakar daripada mobil listrik, Anton mengatakan, pemilik mobil Toyota bisa mengkomunikasikan keluhannya kepada bengkel.
"Lebih dari itu, kami mengimbau bagi seluruh pemilik kendaraan Toyota, baik yang berteknologi elektrifikasi ataupun tidak, untuk menghubungi diler Toyota terdekat jika mengalami masalah pada kendaraannya," ujar Anton.
Untuk diketahui, saat ini, Toyota merupakan pabrikan yang paling banyak menawarkan mobil hybrid. Total ada 9 model dan jenisnya juga beragam, mulai MPV, SUV, hatchback, hingga sedan.
Banyaknya model hybrid Toyota sebab pabrikan asal Jepang ini punya strategi sendiri dalam berkontribusi menekan emisi karbon adalah dengan menerapkan konsep Multi-Pathway.
Lewat pendekatan Multi-Pathway, Toyota menyajikan beragam pilihan teknologi ramah lingkungan, mulai hybrid EV (HEV), plug-in hybrid EV (PHEV), battery electric vehicle (BEV), dan fuel cell electric vehicle.
Data mengenai risiko kebakaran mobil listrik dijabarkan oleh Prabowo Kartoleksono, Wakil Ketua Penelitian dan Pengembangan Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo).
Menurut data yang disampaikan Prabowo, dari 100.000 unit kendaraan, kemungkinan mobil listrik terbakar hanya 25 unit atau 0,025 persen. Adapun mobil ICE memiliki risiko sebanyak 1.529 unit atau 1,529 persen.
Kemudian mobil hybrid (HEV/PHEV) memiliki kemungkinan kebakaran yang paling tinggi. Dari 100.000 unit kendaraan hybrid, kemungkinan kebakaran mencapai 3.474 unit atau 3,747 persen.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/11/27/072200215/reaksi-toyota-soal-mobil-hybrid-disebut-berisiko-terbakar