JAKARTA, KOMPAS.com - MG ZS EV merupakan SUV listrik dengan banderol Rp 413 juta. Pesaingnya langsung adalah Omoda E5 Pure dan Neta X cuma memang ZS EV punya banderol lebih murah dan fitur yang lengkap.
Kompas.com dapat kesempatan mengetes ZS EV untuk beberapa hari. Rute yang penguji lewati bervariasi, dari perjalanan dalam kota Jakarta sampai ke Bogor lewat tol.
Ketika masuk, posisi duduk yang ergonomi bisa didapatkan dengan mudah karena setelan bangkunya sudah elektronis. Sayang buat setir, pengaturannya cuma tilt saja, belum teleskopik.
Pandangan ke depan relatif lega, pilar A tidak terlalu mengganggu saat posisi duduk sudah pas. Selain itu, pandangan ke belakang juga masih aman, ditambah bantuan kamera 360 derajat kalau parkir.
Mulai menyetir juga bukan hal yang sulit, cukup tekan tombol start dan putar kenop transmisi yang ada di tengah. Tersedia beberapa mode, Eco, Normal, dan Sport, saat awal dinyalakan langsung masuk ke mode Normal.
Jarak tempuh dari baterai penuh, di mode Eco tertulis bisa sampai 390 Km, sedangkan Normal jadi 372 Km, dan Sport lebih rendah lagi, sekitar 350 Km. Tapi, jadi catatan acuan ini menyesuaikan dengan gaya mengemudi, bisa naik atau turun.
Pedal gas di mode normal bisa dibilang responsif buat pemakaian sehari-hari, bahkan cenderung ringan. Jadi kalau awal bawa mobil listrik, di mode Eco pun sudah cukup, tidak yang bikin kaget.
Sedangkan mode Sport, injakan gas jadi lebih sensitif lagi. Bahkan injak sedikit, ZS EV sudah melaju cukup kencang, harus berhati-hati di mode tersebut.
Tenaga dari ZS EV tembus 177 TK dan torsi 280 Nm disalurkan ke roda depan dengan halus, khas mobil listrik. Cuma kembali lagi, respons gas di mode berkendara sangat berpengaruh.
Pengereman, ada bantuan regenerative braking atau MG menyebutnya KERS. Tersedia tiga tingkatan, bisa dipilih dari yang paling ringan (level 1) sampai yang tinggi (level 3), bahkan rasanya seperti mengemudi dengan pedal gas saja.
Satu keunggulan dari ZS EV berdasarkan pengetesan, adalah bantingan suspensi yang relatif empuk. Ketika melewati polisi tidur di kecepatan sedang, sambungan jalan tol yang bergelombang, kaki-kakinya bisa meredam dengan baik.
Efeknya ketika manuver di kecepatan tinggi, terjadi body roll yang cukup terasa. Bisa disiasati dengan mengurangi kecepatan, rasa berkendaranya masih nyaman.
Soal fitur ADAS, ZS EV dilengkapi dengan Adaptive Cruise Control dan Emergency Lane Keep Assist. Sayang buat mengaktifkannya harus lewat tuas di balik setir dan sebenarnya kurang kelihatan dari pandangan mata.
Jadi butuh adaptasi lagi bagaimana cara mengaktifkan fitur ADAS di ZS EV. Lalu ada juga Traffic Jam Assist, fitur ACC yang sampai berhenti serta menjaga mobil tetap ada di tengah lajur, sangat berguna ketika terjebak macet di tol.
Selain itu, terdapat suara notifikasi ketika penumpang belakang tidak memakai sabuk pengaman. Biasanya di mobil lain cuma pengemudi dan penumpang di depan saja baru menyala, tapi di ZS EV, semuanya harus pakai, fitur yang aman.
Secara keseluruhan, rasa berkendara ZS EV relatif nyaman dengan performa yang mumpuni. Butuh adaptasi ketika mau mengaktifkan berbagai fitur, salah satunya adaptive cruise control dengan tuas di balik setir yang agak tersembunyi.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/11/21/112200215/rasa-berkendara-mobil-listrik-mg-zs-ev-suv-ringkas-yang-nyaman