Oli palsu merupakan produk tiruan, sehingga formulanya tidak sama tapi dengan kemasan serupa. Meski demikian, konsumen bisa membedakannya bila mengamati dengan lebih detail.
Nyoman, Kepala Bengkel Nasmoco Bantul, Yogyakarta mengatakan oli palsu tidak memiliki standar kualitas, sehingga tidak terjamin dapat melindungi mesin mobil dengan optimal.
“Konsumen harus tahu seperti apa oli asli untuk merek tertentu, misal oli Toyota (TMO), maka membandingkan keduanya bisa menjadi cara paling efektif,” ucap Nyoman kepada Kompas.com, belum lama ini.
“Misal TMO, tutup botol oli asli memiliki warna cerah dan mengkilap, tapi oli palsu biasanya tutup botolnya berwarna pudar dan permukaan tutupnya kasar, selain itu oli palsu tutupnya terdapat tanda bekas cetakan, sementara yang asli lebih rapi,” ucap Nyoman.
Nyoman mengatakan, kemasan oli palsu meski serupa, tetap memiliki perbedaan pada detailnya.
“Cetakan botol oli palsu lebih kasar, jika diraba masih terasa ada bekas cetakan, terutama di bagian sambungannya, sedangkan oli asli memiliki botol tercetak rapi, selain itu skala volume pada kemasan botol oli palsu dimulai dari dasar botol, sementara yang asli ada jarak sekitar 1,5 cm dari dasar,” ucap Nyoman.
Selain dari cetakan, Nyoman mengatakan kualitas stiker yang ada di kemasan oli asli terbuat dari kertas berkualitas dan tinta kontras tajam. Sementara oli palsu, buram dan stiker mudah rusak bila tergores.
“Lebih detailnya, konsumen bisa membuka kemasan oli untuk mengetahui karakter oli dan warnanya, pasti keduanya antara asli dan palsu akan berbeda baik warna atau kekentalannya,” ucap Nyoman.
Nyoman mengatakan, untuk mendapatkan oli asli, konsumen bisa membelinya di bengkel resmi yang sudah pasti menyediakan oli asli.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/11/20/101200215/cara-membedakan-oli-asli-dengan-yang-palsu