JAKARTA, KOMPAS.com - Menjelang akhir tahun, sejumlah wilayah di Indonesia sering diguyur hujan deras. Namun kondisi ini tidak merata, buktinya ada juga yang mengalami cuaca sangat panas.
Kondisi cuaca panas ini menimbulkan pertanyaan terkait ketangguhan mobil Eropa. Ada anggapan bahwa mobil-mobil merek Eropa tidak tahan terhadap panas dan rentan mengalami overheat.
Menanggapi hal tersebut, Pras Moerdhoko, Aftersales Marketing Mercedes-Benz PRO Motor, menyatakan bahwa pandangan mengenai mobil Eropa yang mudah overheat adalah anggapan yang sudah ketinggalan zaman.
"Ini adalah anggapan yang sudah sedikit usang sebenarnya," ujar Pras kepada Kompas.com, Rabu (6/11/2024).
"Seiring berjalannya perkembangan teknologi, problem anggapan bahwa mobil brand Eropa tidak kuat panas ini seharusnya bisa dikesampingkan," kata Pras.
Faktanya, musim panas di Eropa, terutama antara bulan Juni hingga Agustus, seringkali memiliki suhu yang lebih tinggi dibandingkan dengan Indonesia.
Pada musim panas tahun lalu, misalnya, sebagian besar wilayah Eropa bagian selatan mengalami gelombang panas ekstrem dengan suhu mencapai 47 derajat Celsius.
Pras mengatakan, konsumen tidak perlu khawatir mobil Eropa bakal mudah overheat apalagi jika model-model tersebut sudah diproduksi secara lokal seperti beberapa model Mercedes-Benz.
"Terlebih untuk saat ini, sebagian model Mercedes-Benz sudah diproduksi di Indonesia, sehingga material yang digunakan sudah disesuaikan dengan kondisi tropis di Indonesia," katanya.
"Bahkan untuk mobil CBU yang masuk resmi via ATPM Mercedes-Benz pun pasti sudah disesuaikan dengan kondisi di Indonesia. Berbeda dengan unit yang masuk dari importir umum," ujar Pras.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/11/07/101200515/mitos-atau-fakta-mobil-eropa-mudah-overheat-di-indonesia