JAKARTA, KOMPAS.com - Penjualan mobil baru di Indonesia tahun ini diprediksi akan mengalami penurunan.
Pada 2024 diperkirakan penjualan mobil baru secara nasional hanya akan mencapai 850.000 unit, angka yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan penjualan pada 2023 yang mencapai 1 juta unit.
Chief Marketing Officer Hyundai Motors Indonesia (HMID), Budi Nur Mukmin, menjelaskan bahwa penurunan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kondisi ekonomi makro.
"Isunya tidak hanya terkait pasar, tetapi juga daya beli masyarakat," ujar Budi saat ditemui pada Selasa (22/10/2024).
"Daya beli masyarakat saat ini turun karena suku bunga dan nilai tukar rupiah yang jelek. Jadi ini bukan hanya isu mikro tapi juga isu makro (ekonomi)," katanya.
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) sendiri telah merevisi target penjualan mobil tahunan dari 1,1 juta unit menjadi 850.000 unit.
Proyeksi penjualan mobil tahun ini bahkan lebih rendah dibandingkan masa pemulihan pasca-pandemi Covid-19 pada 2021, di mana total penjualan mobil secara wholesales mencapai 887.200 unit dan penjualan ritel 863.359 unit.
Berdasarkan data Gaikindo, sepanjang Januari-September 2024, total penjualan mobil mencatatkan 633.218 unit secara wholesales dan 657.223 unit untuk penjualan ritel.
Meski demikian, Budi tetap optimis dan menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang dapat memperbaiki situasi.
Namun demikian Budi menilai ada beberapa faktor yang masih membuat optimistis.
"Mudah-mudahan begitu rate interest turun US feed akan turun, nanti juga suku bunga di Indonesia akan pulih," ujarnya.
Menariknya, meskipun penjualan mobil baru mengalami pelemahan, penjualan mobil listrik pada semester pertama 2024 mencapai 11.940 unit, naik 104,13 persen dibandingkan periode yang sama pada 2023, yang hanya terjual 5.849 unit.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/10/24/154100715/penjelasan-hyundai-soal-pasar-mobil-tahun-ini-yang-lesu