Mau Remap ECU Motor, Pastikan Dulu Komponen Ini Sehat

JAKARTA, KOMPAS.com – Pemetaan ulang alias remap ECU (Engine Control Unit) adalah proses modifikasi perangkat lunak di dalam sistem manajemen mesin motor.

Dengan melakukan remap ECU, pengendara dapat meningkatkan performa, efisiensi bahan bakar, serta kemampuan mesin sesuai dengan kebutuhan. Selain itu, beberapa penyakit bawaan motor diklaim bisa hilang dengan melakukan modifikasi ini.

Seperti diketahui, ECU bertanggung jawab untuk mengontrol berbagai aspek performa mesin, seperti pengaturan bahan bakar, waktu pengapian, dan berbagai parameter lainnya.

“Buat motor-motor standar, remap ECU bisa menghilangkan gejala brebet saat akselerasi awal,” kata Risang Jalu Jaya Ndaru, Pemilik Bengkel 19Racing Garage di Purwodadi, Purworejo, Jawa Tengah kepada Kompas.com (22/10/2024).

Risang mengatakan, proses remap ECU salah satunya dilakukan dengan menambah limiter rpm atau menambah batas putaran mesin.

Misal buat motor skutik standar pabrik, limiter rpm awalnya berada di 9.000 rpm, lalu ditambah 1.000 rpm, menjadi 10.000 rpm.

“Itu cukup untuk kebutuhan mesin motor standar. Menambah limiter efeknya enggak banyak, paling kecepatan maksimal bertambah 5 Kpj. Lalu konsumsi BBM jadi lebih boros sedikit,” ujar Risang.

Meski begitu, remap ECU motor tidak bisa sembarangan dilakukan. Menurut Risang, ada beberapa komponen yang harus dipastikan sehat dan berfungsi normal sebelum melakukan modifikasi ini.

“Fuel pump, injektor, dan sensor-sensor harus dipastikan komponen-komponen itu sehat,” ucap Risang.

“Kalau ada yang rusak, setting-nya susah. Misal fuel pump lemah, bikin settingan enggak ketemu. Bacaan bukaan gas enggak sesuai, ini sering terjadi pada motor-motor tahun lama,” kata dia.

Risang juga mengatakan, biaya melakukan remap ECU berada di kisaran Rp 250.000 hingga Rp 300.000 per motor, dengan waktu pengerjaan 1-2 jam.

“Kalau mau lihat efeknya motor harus tes dyno, nanti akan terlihat peningkatan tenaga dan torsi. Tapi saat dicoba saja, motor terasa beda dibandingkan standar,” ujarnya.