TANGERANG, KOMPAS.com - PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) mengungkapkan saat ini para pemasok komponen otomotif yang berasal dari usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) belum melakukan transisi ke era elektrifikasi.
Dijelaskan Wakil Presiden Direktur PT TMMIN Bob Azam, kondisi tersebut dikarenakan volume pasar kendaraan listrik di dalam negeri belum cukup besar untuk dijadikan basis produksi meski pertumbuhannya agresif.
"Belum (transisi ke EV). Sebenarnya yang terpenting induknya dahulu," kata dia di kawasan BSD, Tangerang, Rabu (9/10/2024).
"Kita berterima kasih karena pemerintah sudah memberikan support. Tapi pertumbuhan kita saat ini memang butuh effort untuk bisa ke volume di mana kita dapat melakukan pendalaman komponen lebih jauh lagi," lanjut Bob.
Menurut dia, untuk perusahaan bisa melakukan pendalaman komponen pada suatu teknologi baru seperti kendaraan listrik (electric vehicle/EV), setidaknya bisa mencapai penjualan 100.000 unit.
Berdasarkan data Gaikindo, selama enam bulan pertama tahun ini, jumlah mobil hybrid baru yang didistribusikan mencapai 25.791 unit. Angka ini naik 49 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
"Jadi walaupun pertumbuhan pasar hybrid kita baik, namun belum cukup untuk sampai ke kondisi bisa melokalisasinya, membentuk ekosistem," ucap Bob.
"Nah sekarang itu bagaimana komponen-komponen EV bisa diproduksi lokal di Indonesia. Untuk mencapai kondisi itu, kalau kita analisa ya, harus mencapai 100.000 unit per-tahun paling tidak (sekitar 10 persen total pasar)," lanjutnya.
Pentingnya melakukan lokalisasi komponen kendaraan listrik seiring dengan percepatan menuju netralitas karbon. Bob mencontohkan Thailand yang sudah mengembangkan kendaraan hybrid selama 10 tahun belakangan.
"Bahkan sudah terbentuk secondary market-nya. Sehingga untuk masuk ke segmen BEV, lebih mudah," tutup dia.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/10/11/104200215/toyota-ungkap-umkm-otomotif-belum-transisi-ke-elektrifikasi