JAKARTA, KOMPAS.com - Sopir ambulans dituntut untuk bisa membawa pasien ke rumah sakit atau tujuan lainnya untuk mendapatkan pertolongan dengan tepat waktu. Sopir ambulans tidak hanya harus terampil mengemudi, tapi sebaiknya punya pengetahuan medis.
Handry Raynaldi, paramedis di Medika Plaza Divisi Medical Evacuation, mengatakan, sebaik-baiknya sopir ambulans adalah sopir yang memiliki lisensi. Jadi, bukan sekadar sopir umum.
"Sebab, kalau hanya sopir umum, mereka hanya tahu pasien yang mereka bawa gawat (kondisinya). Sedangkan kalau kita sebagai tenaga medis, sebagai sopir dan paramedis, tidak harus cepat, yang penting selamat," ujar Handry, saat dihubungi Kompas.com, belum lama ini.
"Jangan sampai dengan kondisi yang terburu-buru, bertemu dengan jalan yang sempit atau terkunci (lalu lintasnya), kita malah grasak-grusuk," kata Handry.
Handry menambahkan, jika sopirnya seorang paramedis, maka bisa memahami tingkat kegawatan pasiennya seperti apa. Sedangkan sopir umum, yang diketahui hanya cepat sampai di rumah sakit.
"Saat ini, yang saya tahu, masih banyak rumah sakit yang mempekerjakan sopir umum untuk mengemudikan ambulans. Mungkin kalau untuk di perusahaan saya (bekerja), kami para sopir juga paramedis, itu pasti diberikan pengetahuan, pemahaman, seperti tentang cara menaikkan dan menurunkan stretcher," ujar Handry.
"Lalu, di pusat juga kami ada yang namanya defensive driver training. Jadi, sopir paramedis itu dia tahu butuh cepat itu untuk apa. Jadi, yang diutamakan adalah keselamatan, baik keselamatan pasien, penumpang, termasuk keselamatan pengemudinya sendiri," kata Handry.
Handry mengatakan, sopir ambulans tidak butuh cepat, tapi yang dibutuhkan adalah lincah. Jadi, saat dalam kondisi lalu lintas macet, sopir tidak panik dan bisa menggunakan alat bantu di ambulans dengan maksimal, seperti klakson, HT, sirene, dan lainnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/09/25/174100915/sopir-ambulans-harus-punya-pengetahuan-seputar-medis