JAKARTA, KOMPAS.com - Dengan menggunakan ban jenis space saver yang ukurannya lebih kecil dari ban standar, banyak yang menilai berbahaya kalau digunakan pada roda depan. Pasalnya, handling mobil akan menjadi tidak stabil.
Untuk itu, ada juga yang menyarankan kalau ban yang bocor bagian depan, maka ban belakang dipindah ke bagian depan. Sehingga, ban cadangan jenis space saver tetap digunakan di roda belakang.
"Itu benar juga, karena dimensi dan kemampuannya beda dengan ban OEM-nya, harus kita sikapi, tekanan udara harus sesuai yang direkomendasikan. Biasanya tertulis di bannya, kalau tidak salah sampai 4,2 Kg/cm2 (59 psi)," ujar On Vehicle Test PT Gajah Tunggal Tbk Zulpata Zainal, saat dihubungi Kompas.com, belum lama ini.
"Kemudian perlakuannya, karena grip dan handling pasti beda dengan ban bawaan kendaraannya atau ground tire," kata Zulpata.
Menurut Zulpata, tujuan pabrikan mobil memakai ban temporary agar bisa dipakai darurat untuk semua posisi pada kendaraan. Dengan menggunakan ban tersebut, efisiensi akan berkurang, begitu pula handling dan daya pengereman.
"Untuk itu, harus selalu ingat, kita sedang memakai ban cadangan. Malah ban cadangan kalau dipasang di belakang harus lebih hati-hati lagi dibanding dipasang di depan," ujarnya.
Menurutnya, bila dipasang di depan, masih bisa dikendalikan dengan stir kita. Tapi, jika posisinya di belakang, maka akan lebih sulit untuk mengendalikannya.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/09/24/200100715/pakai-ban-cadangan-space-saver-tidak-harus-dipasang-di-roda-belakang