KLATEN, KOMPAS.com - Mobil bekas banyak diburu masyarakat sebagai alternatif saat hendak membeli kendaraan. Banderolnya yang lebih terjangkau menjadi daya tarik tersendiri.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, Selasa (24/9/2024) dengan modal Rp 120 jutaan, konsumen sudah bisa memilih unit low multi purpose vehicle (LMPV) seperti Toyota Avanza generasi kedua lansiran 2011-2014. Selain itu, Nissan Grand Livina generasi kedua lansiran 2013-2019 juga bisa menjadi pilihan.
Avanza generasi kedua tersedia dalam dua pilihan mesin, yakni 1.300 cc berkode 1NR-FE, dengan tenaga maksimum mencapai 95 Tk pada 6.000 Rpm, dengan torsi maksimal 125 Nm di 4.000 Rpm. Khusus untuk Veloz bermesin 1.500 cc berkode 2NR-FE, tenaga maksimal 102 Tk pada 6.000 rpm dan torsi maksimal 144 Nm pada 4.000 rpm.
Avanza hadir dengan pilihan transmisi manual 5 percepatan dan otomatis AT konvensional 4 percepatan, dengan tetap mengandalkan penggerak roda belakang (RWD).
Semntara, Grand Livina L11 varian 1.500 cc bermesin HR15 menghasilkan tenaga 109 Tk dan torsi 148 Nm dan mesin 1.800 cc MR18 menghasilkan tenaga 124 Tk dan torsi maksimal 153 Nm.
Mobil ini menggunakan sistem penggerak roda depan (FWD), lewat transmisi manual 5 percepatan atau continuously variable transmission (CVT), sementara versi 1.800 cc masih memakai transmisi AT konvensional 4 percepatan.
Adit, Service Advisor Bengkel Mandiri Auto Klaten mengatakan dengan modal Rp 120 jutaan konsumen bisa mendapatkan unit Grand Livina tipe L11 kelas tertinggi, tapi bila konsumen memilih Avanza pasti memiliki alasan tersendiri.
“Jika dibandingkan, Avanza memiliki harga jual kembali yang jauh lebih baik, maka dari itu banderol bekasnya di pasaran masih tinggi, sementara Grand Livina tidak sebaik merek Toyota,” ucap Adit kepada Kompas.com, Senin (23/9/2024).
Adit mengatakan kesuksesan Toyota membangun citra baik suatu produk cukup sukses, khususnya di kalangan masyarakat Indonesia. Seperti kesan lebih bandel, onderdilnya murah, perawatan mudah dan sejenisnya.
“Memang seperti itu, banyak bengkel bisa menangani masalah Avanza, pilihan onderdil KW-nya jauh lebih bervariasi sehingga ongkos perbaikan bisa ditekan, sementara Grand Livina kan tidak, harus pilih-pilih bengkel spesialis, ketersediaan part KW-nya terbatas,” ucap Adit.
Atas dasar itu, menurut Adit, muncul kesan perawatan Grand Livina mahal dan susah. Sehingga, secara tak langsung mempengaruhi harga jual kembalinya.
“Tapi bagi saya, rapor merah harga bekas Grand Livina menjadi keuntungan, pasalnya mobil ini memiliki kelebihan, seperti suspensi jauh lebih nyaman, mungkin karena bodinya lebih rendah seperti sedan, jadi tidak mudah limbung, mesinnya juga lebih bertenaga,” ucap Adit.
Adit mengatakan, pilihan tetap ada di tangan konsumen, secara umum dengan modal sama konsumen bisa mendapatkan Grand Livina lansiran tahun lebih muda dan spesifikasi lebih tinggi, jika dibandingkan Avanza.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/09/24/121200315/beli-lmpv-bekas-pilih-avanza-atau-grand-livina-