JAKARTA, KOMPAS.com - Pada sistem transmisi Continuous Variable Transmission (CVT), terdapat sabuk baja yang menjadi salah satu komponen utamanya. Sabuk baja pada CVT Toyota diklaim sangat awet, tapi perlu diketahui bagaimana cara perawatannya.
Suparna, Kepala Bengkel Auto2000 Pramuka, mengatakan, sabuk CVT pada Toyota terbuat dari baja khusus yang dirancang khusus pula untuk segala putaran. Bentuknya seperti rantai motor yang tersusung lebih dari empat lapis.
"Jadi, kemungkinan untuk putus sangatlah kecil, bahkan cenderung tidak ada. Sampai sekarang kita belum pernah kedatangan kendaraan Toyota dengan keluhan akar masalahnya rantai CVT putus. Jadi, untuk gejalanya kita tidak bisa menyatakannya," ujar Suparna, saat dihubungi Kompas.com, belum lama ini.
Suparna menambahkan, penyebab kerusakannya juga tidak bisa dideteksi, karena memang hampir belum pernah terjadi.
"Masalah CVT malfungsi terbanyak justru dari tekanan oli yang sudah tidak memenuhi persyaratan kerja dari komponen-komponen CVT itu sendiri. Biasanya, ini disebabkan oleh durasi pemakaian dari pompa oli dan torque converter-nya," kata Suparna.
"Selain itu, juga masa pakai oli matik yang durasi penggantiannya lebih dari 80.000 km. Oli matik yang tidak pernah diganti pasti akan mengalami degradasi kualitas dan tentu sudah tidak bersih lagi, karena mengandung logam-logam akibat gesekan kerja dar mekanikal yang ada di CVT itu sendiri," ujarnya.
Maka itu, Suparna mengatakan, interval penggantian oli matik sangat dianjurkan paling lambat setiap 80.000 km sekali atau paling lama empat tahun sekali.
"Biasanya kerusakan sabuk baja CVT karena usia dan pemakaian yang abnormal. Untuk itu, sangat disarankan untuk mengganti oli transmisi dan pemakaiannya jangan dipaksa," kata Kepala Bengkel Auto2000 Raden Intan Lampung.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/09/23/100200315/cara-merawat-sabuk-baja-cvt-