SOLO, KOMPAS.com - Kebiasaan buruk pengemudi dalam melakukan perpindahan gigi transmisi manual dengan asal-asalan masih sering ditemui, padahal ini dapat berdampak pada kinerja mobil.
Sebagian pengemudi mungkin menganggap perpindahan gigi hanya sekadar memindahkan tuas, tanpa menyadari bahwa setiap gigi memiliki fungsi dan waktu yang tepat untuk digunakan.
Ketika pengemudi sembarangan dalam melakukan perpindahan gigi, risiko kerusakan pada komponen mesin dan transmisi akan terjadi.
Iwan, Pemilik Iwan Motor Honda Auto Clinic, mengatakan, perpindahan gigi transmisi manual bisa saja dilakukan tanpa memperhatikan RPM dan kecepatan, tapi hal ini dapat menimbulkan risiko pada transmisi dan mesin mobil.
Maka dari itu, perpindahan gigi transmisi manual perlu dilakukan saat RPM berada di rentang 2.000-3.000 dan disesuaikan dengan kecepatan kendaraan.
“Kalau perpindahan dengan RPM lebih dari 3.000, maka BBM akan boros. Sebaliknya, kalau terlalu cepat memindahkan gigi, gigi sinkromesh transmisi cepat aus sehingga gigi sering loncat,” kata Iwan kepada Kompas.com, Jumat (20/9/2024).
Iwan juga menjelaskan, perpindahan gigi yang tidak berurutan umumnya masih dilakukan pengemudi, padahal ini berisiko merusak transmisi.
“Perpindahan gigi yang tidak berurutan bisa mengakibatkan mesin atau transmisi rusak. Misal dari 4 ke 2, maka akan terjadi penurunan mendadak sehingga mesin dan transmisi cepat aus, sebaliknya dari 2 langsung ke 4, efeknya sama,” kata Iwan.
Penting bagi setiap pengemudi mobil manual untuk memahami teknik perpindahan gigi yang benar dan memperhatikan RPM serta kecepatan kendaraan demi menjaga kinerja optimal dan mencegah kerusakan pada transmisi.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/09/21/114200015/konsekuensi-akibat-asal-melakukan-perpindahan-gigi-mobil-manual