JAKARTA, KOMPAS.com - Turunnya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6 persen menjadi angin segar bagi industri non-bank di tengah perlambatan pasar.
CEO Astra Credit Companies (ACC) Hendry Christian Wong menyampaikan kondisi tersebut dapat menekan cost of fund perusahaan, yang pada akhirnya berdampak pada skema penawaran ke konsumen.
"Sebagian besar pendanaan kami berasal dari perbankan. Maka harapan kami penurunan suku bunga berdampak positif dari segi cost of fund," kata dia dalam acara Astra Media Day 2024 di Menara Astra, Jakarta, Kamis (19/9/2024).
"Dengan adanya keleluasaan ini, harapan kami memberikan ruang lebih besar bagi kami dan rekan-rekan di otomotif untuk offering paket-paket kompetitif dan atraktif," lanjut Hendry.
Lebih jauh ia menjelaskan, perusahaan sebenarnya sudah memberikan penawaran bunga murah, khususnya pada gelaran GIIAS di Jakarta dan Surabaya beberapa waktu lalu.
"GIIAS kemarin, kita sudah menawarkan bunga murah 0,67 persen, bunga murah. Jadi pasti komitmen kami bersama teman-teman otomotif di Astra, tambah dengan penurunan suku bunga, membuat ke depan, di semester II ini kami bisa memiliki ruang untuk meluncurkan paket-paket kredit yang lebih kompetitif dan atraktif," ujar dia.
Apalagi, sebagian besar penjualan mobil di Indonesia masih melalui kredit atau perusahaan pembiayaan. Maka, dampak panjangnya kondisi terkait bisa meningkatkan perekonomian nasional.
"Dengan penurunan suku bunga bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sektor riil tumbuh, daya beli masyarakat tumbuh, karena bunga lebih murah," ucap Hendry.
"Tentunya bagi kami bisa meningkatkan pertumbuhan permintaan kredit kalau suku bunga turun," tutup dia.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/09/19/184100615/bi-rate-turun-acc-tangkap-optimisme-pertumbuhan-kredit-otomotif