JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo), Tenggono Chuandra Phoa, optimistis pertumbuhan kendaraan listrik terutama mobil listrik akan terus meningkat di Indonesia.
"Kalau diperhatikan laju penjualan EV (electric vehicle) ratusan persen yoy naik cukup tinggi. Antusiasme dari pembeli konsumen terhadap EV sangat besar,” ujar Tenggono di Jakarta, Rabu (4//9/2024).
Kondisi ini berbeda dengan tren dunia di mana pertumbuhan mobil listrik mulai melambat. Meski faktor-faktor besarnya tidak ditemui di Indonesia.
Pada tingkatan global pertumbuhan mobil listrik secara global mulai melambat sebab beberapa negara “menolak” mobil China.
Uni Eropa juga mempersulit masuknya mobil listrik China. Harga mobil listrik buatan Tiongkok yang rendah membuat pabrikan otomotif Eropa sulit mengejar. Jika tidak diproteksi mobil China bakal membanjiri Eropa.
Kemudian menurut survei di Amerika Sekitar (AS) orang mulai kembali pakai mobil bahan bakar minyak karena lebih mudah. Sebab lainnya yaitu karena harga jual mobil listrik yang turun drastis.
Adapun untuk Indonesia, Tenggono melihat pasar kendaraan listrik di Tanah Air masih sangat potensial.
“Kalau lihat di Indonesia, karena baru masuk EV dua tahun dan penjualan cukup bagus. Saya yakin akan semakin baik,” katanya.
Pasar mobil listrik di Indonesia dipercaya bakal terus meningkat. Penjualan mobil listrik 2024 diyakini bisa tembus 30.000 unit atau naik hampir dua kali lipat dari tahun 2023.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), perioade Januari-Juni 2024 mobil listrik berhasil terjual 11.940 unit. Naik 104,13 persen dibanding periode sama pada 2023 yaitu 5.849 unit.
Kendati demikian, meski target tahun ini tercapai penjualan mobil listrik baru masih jauh dari target pemerintah yang sebesar 50.000 unit hingga akhir tahun nanti.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/09/05/114200815/tren-global-mobil-listrik-mulai-lambat-indonesia-bagaimana-