KLATEN, KOMPAS.com - Mobil keluaran terbaru banyak mengadopsi sistem penggerak roda depan (FWD) dan meninggalkan sistem penggerak roda belakang (RWD).
Salah satu alasannya karena mobil dengan sistem RWD memiliki komponen lebih kompleks sehingga kurang efisien dalam menyalurkan tenaga dari mesin ke roda belakang.
Selain itu, sistem RWD dianggap dapat membuat konsumsi BBM lebih boros. Lantas, benarkah demikian?
Hardi WIbowo, Pemilik Aha Motor Yogyakarta mengatakan, salah satu faktor yang menjadi kelemahan mobil RWD adalah konstruksinya yang lebih banyak sehingga menjadi beban untuk mobil.
“Kebanyakan mobil penumpang memiliki mesin yang terletak di depan, sehingga membutuhkan komponen lebih banyak untuk menyalurkan tenaga sampai roda belakang,” ucap Hardi kepada Kompas.com, belum lama ini.
Hardi mengatakan, konstruksi sistem RWD membuat sebagian tenaga mesin terbuang untuk sekadar menggerakkan komponen penyalur tenaga, sehingga konsumsi BBM akan lebih boros.
Menurut Hardi, banyaknya jumlah komponen pada sistem RWD, sedikit banyak juga membuat bobot kendaraan lebih berat. Sehingga akan menjadi beban tersendiri pada mobil.
“Bobot kendaraan bertambah, maka akan membebani kerja mesin sehingga akan membuat konsumsi BBM lebih boros,” ucap Hardi.
Terlepas dari itu, Hardi mengatakan, konsumsi BBM pada suatu mobil dipengaruhi oleh banyak faktor seperti cara berkendara, medan jalan yang dilalui, jumlah muatan, performa mesin dan sejenisnya.
Jadi, menurut Hardi munculnya anggapan mobil dengan sistem RWD lebih boros BBM karena melihat konstruksi dan beban mesin yang lebih besar.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/08/27/181200215/benarkah-mobil-dengan-sistem-rwd-lebih-boros-bbm-