KLATEN, KOMPAS.com - Mobil membutuhkan adanya putaran mesin stasioner untuk mempermudah saat dioperasikan. Sehingga, ketika pedal gas dilepas mesin akan tetap hidup dengan putaran rendah.
Setelan putaran mesin stasioner harus pas, bila terlalu rendah bisa menyebabkan mesin mati. Sedangkan bila terlalu tinggi akan membuat mobil boros BBM.
Anom Budi Prasetiyo, Pemilik Markas Oto Spesialis Nissan & Datsun Depok, mengatakan putaran mesin yang terlalu tinggi memang bisa membuat konsumsi BBM semakin boros khususnya saat stasioner.
“Konsumsi BBM ketika mesin stasioner normalnya kecil, jika putaran mesin terlalu tinggi bisa membuat konsumsi BBM semakin boros,” ucap Anom kepada Kompas.com, belum lama ini.
Anom mengatakan sistem pada mobil sudah mendesain putaran mesin stasioner paling ideal yakni tidak terlalu rendah dan tidak terlalu tinggi demi kelancaran operasional kendaraan dan efisiensi.
“Putaran mesin saat stasioner sekitar 700 Rpm sampai 750 Rpm, bila AC dinyalakan bisa sampai 1.000 Rpm karena ada sistem idle up ketika ada beban mesin, porsi BBM pasti naik mengikuti Rpm,” ucap Anom.
Anom mengatakan, borosnya BBM akan lebih terasa ketika mobil terjebak di jalan yang macet. Artinya, saat mobil berhenti mesin akan terus bekerja dan membakar BBM lebih banyak.
Sementara bila terlalu rendah, menurut Anom dapat menghambat kelancaran operasional seperti sistem pengisian baterai, sistem penerangan dan AC. Bahkan, bisa membuat mesin rawan mati di tengah perjalanan.
Jadi, menurut Anom, putaran mesin stasioner harus pas yakni sekitar 700 sampai 750 Rpm, agar operasional mobil nyaman dan tidak boros BBM.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/08/27/122200615/berapa-putaran-mesin-stasioner-mobil-yang-tak-bikin-boros-bbm-