KLATEN, KOMPAS.com - Keberadaan oknum bengkel nakal kerap meresahkan konsumen, baik soal kejujuran, penentuan harga serta kualitasnya.
Ketidaktahuan konsumen soal mobil kerap dimanfaatkan untuk mengambil untung sebesar-besarnya tanpa memperhatikan kualitas pelayanan yang diberikan. Maka dari itu, konsumen jangan sampai salah pilih bengkel.
Agus Setiawan, Pemilik Bengkel Sriyatin Car Ciledug, Tangerang mengatakan munculnya cap nakal pada suatu bengkel disebabkan oleh ketidakpuasan konsumen, dan faktor penyebabnya bisa sangat beragam.
“Cap tidak jujur kerap menjadi ciri-ciri bengkel yang nakal, bisa soal onderdil tidak rusak tapi dibilang rusak, onderdil KW dibilangnya orisinal, sampai pada penentuan harga onderdil di luar batas kewajaran,” ucap Agus kepada Kompas.com, belum lama ini.
Agus mengatakan suatu bengkel bisa dianggap tidak jujur memang karena ada niat buruk atau hanya karena bengkel tidak mampu menjalin komunikasi baik dengan konsumen.
“Tidak semua bengkel menganggap penyampaian harga secara transparan di awal merupakan poin penting, sehingga hal ini memicu anggapan ada kecurangan bila sampai biaya perawatan diluar ekspektasi konsumen,” ucap Agus.
Agus mengatakan setiap bengkel menjalankan bisnis pasti berharap pada adanya keuntungan yang diperoleh. Namun, tidak seharusnya mengambil keuntungan dengan cara curang.
hal mengambil keuntungan, pasti setiap pelaku usaha bengkel bertujuan mencari keuntungan, tapi yang jadi masalah terkadang ada kecurangan. Maka dari itu, pemilik mobil harus cerdas menyikapinya.
“Terkait harga onderdil, setiap bengkel memiliki hak menentukan harga berapapun itu, tapi seharusnya sebelum melakukan penggantian, pihak bengkel harus meminta persetujuan ke pemilik mobil, sehingga terjadi transaksi jual beli yang baik di sana,” ucap Agus.
Dengan cara tersebut, menurut Agus, konsumen memiliki hak untuk menolak atau melakukan negosiasi terhadap penggantian onderdil yang dimaksud.
“Jika proses ini tidak dikomunikasikan dengan baik kepada konsumen, bisa saja menimbulkan masalah,” ucap Agus.
Jadi, menurut Agus, oknum bengkel nakal bisa dikenali dengan memperhatikan cara pihak bengkel dalam memberikan pelayanan, seperti apa sistem komunikasinya, transparan atau tidak dan kesesuaian harga dengan kualitas yang diberikan.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/08/26/131200015/jangan-salah-pilih-ini-ciri-ciri-oknum-bengkel-nakal