KLATEN, KOMPAS.com - Coolant merupakan cairan pendingin mesin yang direkomendasikan oleh pabrikan mobil, untuk mengisi radiator.
Meski demikian, tak sedikit konsumen yang memilih menggunakan air biasa atau mineral untuk mengisi radiator. Bagaimanapun, segala jenis air bisa menjadi pendingin.
Namun, pemakaian air mineral untuk air radiator dalam jangka panjang dapat berakibat fatal. Sehingga, ada bahaya laten pada mobil bekas yang radiatornya biasa diisi air mineral.
Hardi Wibowo, Pemilik Aha Motor Yogyakarta mengatakan pemakaian air biasa untuk radiator dalam jangka panjang bisa berakibat fatal.
“Setelah pemakaian 10 tahun ke atas, air radiator yang mengandung mineral cukup tinggi dapat membuat komponen mesin korosi atau keropos,” ucap Hardi kepada Kompas.com, Selasa (20/8/2024).
Hardi mengatakan area yang sangat rawan mengalami keropos adalah water jacket yang ada di luar dinding silinder.
“Bagian tersebut terbuat dari campuran aluminium, sehingga tetap bisa mengalami korosi dan bila lama dibiarkan bisa keropos, sehingga silinder tak mampu bekerja sebagaimana mestinya,” ucap Hardi.
Tak hanya bagian water jacket, Hardi juga mengatakan, setiap komponen dari logam bisa keropos seperti area radiator, pompa air dan setiap saluran.
“Perlu waspada dengan mobil bekas yang sudah terbiasa tak pakai coolant untuk mengisi radiator, karena risikonya harus lapang dada dengan kerusakan yang disebutkan tadi,” ucap Hardi.
Hardi mengatakan sebaiknya konsumen mengganti air radiator dengan coolant segera, dengan memperkirakan kerusakan yang terjadi.
“Dengan cara demikian, maka perbaikan secara total dilakukan di depan, tapi setelahnya bakal lebih aman dari bahaya overheat,” ucap Hardi.
Sebaliknya, menurut Hardi, bila tidak segera diganti dengan coolant dan sistem pendingin yang prima, maka tingkat korosi komponen mesin bakal makin parah.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/08/20/173100115/bahaya-laten-mobil-bekas-yang-radiatornya-diisi-air-mineral