JAKARTA, KOMPAS.com - Saat mengemudi, seringkali pikiran seseorang masih terabawa atau disibukkan oleh berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari persoalan di rumah tangga hingga tekanan dari urusan pekerjaan.
Berbagai beban tersebut bisa terus membayangi pikiran pengemudi, memengaruhi fokus dan emosinya di jalan. Tekanan yang datang dari berbagai arah bisa membuat emosi mudah terpancing, terutama ketika menghadapi situasi lalu lintas yang tak terduga.
Suara klakson dari pengemudi lain, kemacetan panjang, atau pengendara yang sembrono di jalan bisa menjadi pemicu munculnya emosi negatif yang berpotensi mengganggu konsentrasi dan keselamatan berkendara.
Menyadari pentingnya menjaga kendali emosi, Anna Surti Ariani, seorang psikolog klinis dari PacHealth, menekankan bahwa saat mengemudi, setiap pengemudi sebaiknya memfokuskan pikirannya pada perjalanan.
"Mengelola emosi negatif saat berkendara sangat penting bagi setiap pengemudi demi menjaga keselamatan di jalan," kata Anna kepada Kompas.com, Senin (19/8/2024).
Menurut Anna, ada beberapa teknik yang bisa diterapkan oleh pengemudi untuk mengatasi emosi negatif saat berkendara.
"Teknik seperti menarik napas dalam-dalam, memperlambat laju kendaraan, dan berhenti sejenak di tempat yang aman dapat membantu menenangkan pikiran. Kalau di perkotaan bisa di indomaret atau halaman pertokoan. Intinya, berhenti sejenak, istirahatlah sampai pengemudi kembali netral dan dapat kembali berkendara dengan lebih tenang dan fokus. Berkendara jadi lebih nyaman," ujarnya.
Memang, emosi negatif tidak bisa dihindari, tetapi dengan langkah-langkah sederhana seperti yang disarankan, pengemudi dapat mengurangi risiko yang ditimbulkan oleh emosi tersebut dan menjaga keselamatan diri serta orang lain di jalan raya.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/08/20/110200715/teknik-mengelola-emosi-negatif-saat-berkendara