JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi emosional yang tidak stabil dapat mempengaruhi cara seseorang mengemudi, terutama ketika mereka mengalami emosi negatif seperti stres, marah, atau khawatir.
Anna Surti Ariani, psikolog klinis dari PacHealth, mengungkapkan, emosi negatif tersebut dapat mengganggu kemampuan pengemudi dalam mengambil keputusan yang tepat di jalan.
"Emosi negatif seperti stres, marah, atau khawatir dapat mengganggu kemampuan pengemudi dalam mengambil keputusan yang tepat di jalan," ujar Anna kepada Kompas.com, pekan lalu.
Menurut Anna, emosi negatif dapat menyebabkan pengemudi menjadi kurang waspada, memperlambat respons, dan mengambil keputusan yang tidak rasional.
Dalam kondisi seperti ini, menurutnya, pengemudi sering kali menilai situasi berbahaya sebagai aman, atau sebaliknya, sehingga meningkatkan risiko kecelakaan.
"Kondisi emosional ini sering menyebabkan pengemudi menjadi kurang waspada, memperlambat respons, dan mengambil keputusan yang tidak rasional, seperti menilai situasi berbahaya sebagai aman atau sebaliknya," kata Anna.
Saat mengalami situasi demikian, pengemudi disarankan agar segera menyadari bahwa mengemudi di bawah pengaruh emosi negatif hanya akan membahayakan diri.
"Sebaiknya berhenti di pinggir jalan atau di tempat yang aman. Berhenti sejenak memberikan waktu untuk meredakan emosi dan memulihkan ketenangan sebelum melanjutkan perjalanan sehingga mengurangi risiko kecelakaan," katanya.
Mengemudi dalam kondisi emosional yang stabil tidak hanya penting untuk keselamatan pribadi, tetapi juga untuk keselamatan pengguna jalan lainnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/08/19/070200115/jangan-mengemudi-saat-emosi-lagi-enggak-stabil