CIKARANG, KOMPAS.com - Belum lama ini Hyundai meresmikan pabrik pembuata sel baterai mobil listrik. Baterai buatan Hyundai itu akan dipakai di mobil listrik All New Kona Electric.
Pabrik baterai tersebut memproduksi baterai lithium ion berjenis NMC atau nickel mangan cobalt. Baterai jenis ini berbeda dengan mayoritas yang dipakai mobil listrik merek China yaitu lithium Ferro-Phosphate (LFP).
Kedua baterai, baik NMC dan LFP jenis baterai ini punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Untuk jenis baterai NMC disebut punya bauran tenaga lebih besar namun kelemahannya mudah panas.
Sedangkan pada baterai LFP meski bauran tenaganya tidak sebesar baterai NMC, tapi daya tahan baterai lebih tinggi dan diklaim leih murah karena bahan dasar yang dipakai ferro atau besi.
Manager Research & Development Hyundai Motor Manufacturing (HMMI) Anton Khristanto mengatakan, tiap merek punya strategi sendiri dan ada alasan mengapa Hyundai menggunakan baterai berjenis NMC.
“Sebetulnya selain kekurangan ada kelebihannnya juga, yaitu energy density itu lebih besar storage-nya, yaitu kalau kita mengisi 100 persen itu lebih besar ketimbang LFP,” ujar Anton di Cikarang, belum lama ini.
Anton menjelaskan, energy density ialah seberapa besar tenaga yang bisa disimpan dan kemudian dikeluarkan oleh baterai tersebut.
“Pada dalam satu cell battery pack itu bisa menyimpan berapa kWh, dan apakah kita bisa cas sampai 100 persen. Kelebihan NMC itu kita bisa stabil cas di setiap battery pack sampai 100 persen,” ujarnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/08/05/090200915/alasan-hyundai-pakai-baterai-nmc-