JAKARTA, KOMPAS.com – Lonjakan suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6,25 persen, sedikit banyak akan berpengaruh terhadap penjualan sepeda motor di dalam negeri, khususnya pada industri pembiayaan.
Kondisi tersebut diprediksi akan membuat besaran cicilan kendaraan mengalami kenaikan lantaran terjadi peningkatan bunga pinjaman pada debitur.
Meski begitu, kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia diklaim belum berpengaruh pada meningkatnya bunga pinjaman sampai besaran angsuran, khususnya bagi konsumen yang melakukan kredit motor Honda.
“Tidak kepada semua konsumen langsung. Kita harus melihat kasusnya, tidak mungkin setiap BI Rate meningkat angsuran meningkat,” ujar Siswadi, Chief Executive Officer FIFGROUP di Jakarta (8/7/2024).
“Kita punya daya tahan, arahan dari Astra harus punya resilience. Setiap kita punya keputusan menaikkan suku bunga dalam rangka pinjaman kepada konsumen, sudah melalui banyak pertimbangan, bukan satu-satunya hanya dari BI Rate,” kata dia.
Sebagai informasi, FIFGROUP mengalami pertumbuhan nilai penyaluran pembiayaan pada tahun 2023, yang mencapai Rp 42,3 triliun.
Capaian ini naik sebesar 20,7 persen (secara yoy/year on year) dibandingkan dengan tahun 2022 senilai Rp 35,1 triliun.
Sedangkan angka Non-Performing Finance (NPF) Perseroan pada tahun 2023 mencapai 0,98 persen.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/07/08/192100615/bi-rate-meningkat-angsuran-motor-honda-belum-naik