JAKARTA, KOMPAS.com - Produsen mobil listrik asal Amerika Serikat (AS), Tesla menghadapi masa yang berat pada tahun ini.
Berdasarkan laporan 12 analisis yang disurvei LSEG sebagaimana dikutip Reuters pada Selasa (2/7/2024), perusahaan kemungkinan akan mengalami penurunan pengiriman mobil hingga 6 persen pada kuartal II/2024 jadi 438.019 unit.
Maka, Tesla sudah mengalami penurunanan selama dua kuartal berturut-turut. Sementara dalam periode sama, pesaing terkuatnya dari China yaitu BYD tengah mengalami lonjakkan penjualan 21 persen sehingga membukukan 426.039 unit dalam periode sama.
Menurut laporan itu perlambatan laju Tesla dikarenakan adanya persaingan ketat dari China dan lambatnya persuahaan dalam menanggapi kondisi dimaksud dengan menghadirkan model baru yang lebih murah.
Terbukti pebjualan dari Tesla sangat lemah di Eropa. Perusahaan mencatatkan penurunan hingga 36 persen pada bulan Mei karena subsidi yang berkurang dan buruknya permintaan dari operator armada.
Pada bulan Januari, Tesla memperingatkan pertumbuhan sepanjang 2024 akan sangat rendah. Saat itu raksasa mobil listrik menyebutkan alasannya karena penurunan harga yang mulai berkurang.
Tren peningkatan peralihan konsumen untuk menggunakan mobil hybrid yang jauh lebih murah juga menjadi alasan tersendiri. Pada akhirnya, membuat Tesla menghadirkan program diskon dan insentif kepada calon konsumen.
Diketahui, sampai saat ini Tesla belum melakukan perubahan besar pada model yang sudah ada sebelumnya. Penyegaran Model 3 juga tanpa perubahan besar pada desain, sementara Model S dan SUV Model tak mengalami perubahan selama bertahun-tahun.
Sekretaris Jenderal, Asosiasi Mobil Penumpang Tiongkok (CPCA) Cui Dongshu menyampaikan melajunya penjualan kendaraan listrik China tidak terlepas dari adanya faktor pemotongan harga dan meningkatnya permintaan mobil listrik dan hibrida.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/07/03/124200015/tekanan-tesla-semakin-berat-hadapi-gempuran-byd-di-pasar-ev-global