JAKARTA, KOMPAS.com - Sebelum pasar otomotif Indonesia dibanjiri mobil listrik asal Negeri Tirai Bambu, Nissan jadi salah satu pemain yang menjajakan dua produk elektrifikasinya, yakni Kick e-Power dan Leaf.
Sayangnya, saat ini popularitasnya turun ketika banyak produk China masuk ke Indonesia, khususnya untuk Leaf yang merupakan mobil listrik murni Nissan.
Caca Tobing, Nasional Sales Division Head PT Nissan Motor Distributor Indonesia (NMDI) mengatakan, penjualan Leaf saat ini sangat minim dibanding ketika awal-awal.
"Leaf itu sejak ada mobil-mobil (listrik) China, harus saya akui terdampak. Dulu itu kan cuma ada dua pemainnya, Hyundai dan kami, tapi sekarang banyak sekali," kata Caca, di Jakarta, Rabu (26/6/2024).
Lebih lanjut Caca mengatakan, sebenarnya tak hanya Nissan Leaf yang terdampak kehadiran mobil listrik asal China, beberapa pemain lain seperti Hyundai pastinya juga ikut merasakan.
Untuk penjualan sendiri, Leaf diakui tak terlalu banyak. Secara keseluruhan, penjualan Nissan saat ini berada di kisaran 150 unit per bulan.
"Kalau untuk penjualan Leaf masih sekitar 10 unit per bulan, tapi bulan lalu itu kita akui nol. Dampak dari produk China itu memang masif sekali," kata Caca.
Melihat dari situs resminya, Nissan Leaf yang mengusung kapasitas baterai 40kWh dan memiliki jarak tempuh 311 kilometer (km) dijual sebesar Rp 738 juta untuk one toned dan Rp 740 juta untuk two toned on the road (OTR) Jakarta.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/06/28/113100615/penjualan-nissan-leaf-lesu-dampak-serbuan-mobil-listrik-china