JAKARTA, KOMPAS.com - Meskipun mobil listrik semakin populer karena ramah lingkungan dan biaya operasional yang lebih rendah, masih ada kekhawatiran mengenai masa depan dan keandalan teknologi ini, terutama dalam kondisi bekas.
Bagi pengusaha mobil bekas, menjual mobil listrik bekas dianggap memiliki tantangan tersendiri.
"Kita kan belum tahu mobil listrik ke depannya seperti apa," kata Icha Chaerinnisa, marketing mobil bekas King Gallery di Jakarta Pusat kepada Kompas.com, Kamis (27/6/2024).
Ia menyoroti ketidakpastian yang masih ada seputar perkembangan teknologi mobil listrik.
"Apalagi, kan ada insiden-insiden yang berbahaya seperti di berita-berita itu, jadi agak takut ya," lanjut Icha.
Berbagai laporan tentang insiden yang melibatkan mobil listrik, seperti kebakaran baterai, membuatnya ragu menjual mobil listrik bekas.
Hal senada juga diungkapkan oleh Akbar, pengelola kios mobil bekas King Cars di Kemayoran Jakarta Pusat.
"Belum tertarik. Saya baca-baca, harga baterai mobil listrik itu mahal, hampir seharga mobil bekas juga kan ya kayaknya," kata Akbar.
Ia mengakui bahwa biaya penggantian baterai yang tinggi menjadi salah satu alasan utama kekhawatiran para penjual mobil bekas.
"Kita juga belum punya keahlian cek kondisi mobil listrik bekas, kondisi baterainya gimana, itu kita enggak tahu," tambah Akbar.
Kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam memeriksa kondisi baterai dan komponen mobil listrik lainnya membuat para pengusaha mobil bekas seperti Akbar merasa ragu untuk menjual mobil listrik bekas.
Dengan berbagai tantangan tersebut, penjualan mobil listrik bekas memerlukan pendekatan yang lebih hati-hati dan pengetahuan yang lebih mendalam mengenai teknologi mobil listrik.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/06/28/104200915/diler-mobil-bekas-masih-enggan-jual-mobil-listrik-seken