Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Testimoni Pengguna Wuling Air ev yang Beli Unit Bekas

JAKARTA, KOMPAS.com – Penerimaan masyarakat terhadap Wuling Air ev terbilang cukup bagus, karena dari sisi penjualan sejak pertama diluncurkan pada 2022 hingga 2024 hasilnya positif. Sepanjang tahun ini saja (Januari-Mei) sudah terjual sebanyak 14.000 unit.

Artinya masyarakat merasa puas dengan keunggulan yang dimiliki mobil listrik mungil itu. Salah satunya Imanuel Popa, dari Bontang, sudah menggunakan Air ev sejak delapan bulan lalu.

Air ev yang dibeli bukan dalam kondisi baru, melainkan unit bekas. Air ev tersebut dibeli dalam kondisinya yang tetap prima sehingga Imanuel tidak khawatir saat membeli.

“Saya ambil yang short range. Sekarang kilometernya 20.000, waktu saya ambil (beli) mobilnya itu 15.000 Km,” ucap Imanuel belum lama ini di Jakarta.

Meski terlihat mungil, Air ev memiliki kabin cukup lega berkat desainnya yang kompak, sehingga tetap nyaman digunakan untuk keperluan harian.

Imanuel mengatakan Air ev tersebut merupakan mobil keduanya yang justru menjadi kendaraan andalan untuk kebutuhan mobilitas sehari-hari.

“Di rumah ada yang ICE. Saya pakai Air ev untuk sehari-hari, mobil ICE-nya dalam sebulan bisa dihitung jari pemakaiannya, mungkin 2 hari saja,” ucap Imanuel.

Berawal dari iseng ingin mencoba, Imanuel memutuskan membeli Air ev bekas karena penasaran dengan seberapa hemat biaya operasionalnya daripada pakai mobil mesin ICE.

“Mobil listrik di Indonesia masih belum umum kan, jadi saya mau nyoba makanya ambil yang seken, itu ingin tahu sih sebenernya penghematannya itu seberapa besar. Itu salah satu alasan saya ambil yang bekas,” ucap Imanuel.

Imanuel mengatakan tertarik dengan Wuling Air ev bekas karena memiliki depresiasi harga cukup besar mencapai Rp60 jutaan di daerah tempat tinggalnya yakni di Kalimantan.

 

“Air ev itu kan mobil listrik yang terjangkau ya. Saya beli di tahun 2023 bulan Oktober, waktu itu pilihan terbatas, harga tinggi dan ada stigma ketakutan terkait baterai, sehingga depresiasi harganya itu lumayan, mencapai Rp 50 juta sampai Rp 60 jutaan,” ucap Imanuel

Imanuel mengatakan depresiasi harga itu bukan jumlah yang sedikit dengan memperhitungkan jarak tempuhnya yang masih 15.000 Km dan terdapat garansi 8 tahun, hal itu membuatnya tak khawatir.

“Dari sisi biaya listrik maupun perawatan, sangat terasa perbedaannya dengan mobil ICE, konsumsi BBM dalam sebulan saya bisa Rp1,5 juta sampai Rp2 jutaan, begitu pakai Air ev tagihan listrik saya cuma nambah Rp200.000 sampai Rp300.000, signifikan sekali,” ucap Imanuel.

Kemudian untuk perawatan Air ev, Imanuel mengatakan sudah melakukan servis berkala kelipatan 20.000 Km.

“Ini cuma ganti oli gardan aja, cuma Rp 120.000 kalau tidak salah. Kemudian pajak, kan rendah sekali cuma ratusan ribu rupiah dibandingkan ICE yang lima jutaan rupiah per tahun, jadi, penghematannya sudah luar biasa,” ucap Imanuel.

Imanuel mengatakan Air ev yang digunakan sangat mendukung kebutuhan mobilitas hariannya mulai untuk antar jemput anak, ke kantor, hingga ke pasar.

Imanuel juga mengatakan kualitas Air ev baik meski beli dalam kondisi bekas karena sudah melakukan pemeriksaan ke bengkel sebelum beli.

“Kalaupun lecet sedikit oke lah, nggak masalah. Waktu itu dicek lagi di bengkel resmi terkait baterai, dan ternyata aman. Kualitas masih oke, dan sampai sekarang tidak ada masalah,” ucap Imanuel.

Imanuel mengatakan Air ev dapat direkomendasikan karena memang memiliki beberapa kelebihan termasuk harga bekasnya.

“Beberapa teman kerja saya juga tertarik dengan harga pre-owned Air ev, jangan takut, bahwa era mobil listrik itu sudah akan menjadi bagian dari kita,” ucap Imanuel.

Jadi, Air ev bekas, menurut Imanuel sangat cocok untuk konsumen yang ingin beralih ke EV dari ICE. Terbukti Air ev yang dimilikinya justru menjadi mobil utama untuk keperluan mobilitas harian.

https://otomotif.kompas.com/read/2024/06/27/091845715/testimoni-pengguna-wuling-air-ev-yang-beli-unit-bekas

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke