BOYOLALI, KOMPAS.com - Belakangan ini banyak terjadi kasus kecelakaan melibatkan bus dan truk. Sebagian besar pemicunya adalah rem blong.
Pemakaian rem utama secara terus menerus, berulang dan lama akan membuat komponen mengalami overheat sehingga beberapa malfungsi rem akan terjadi.
Investigator Senior Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Ahmad Wildan mengatakan hampir semua peristiwa rem blong terjadi di jalan menurun.
“Hal ini tak lepas dari minimnya pengetahuan, maka dari itu setiap sopir bus dan truk harus dibekali dengan teknik mengemudi saat melewati jalan menurun, tak cukup hanya mengandalkan autodidak,” ucap Wildan kepada Kompas.com, Kamis (20/6/2024).
Wildan mengatakan, setiap perusahaan yang memiliki kendaraan niaga untuk transportasi harus memberikan pengetahuan ini dan mengontrolnya.
“Sepele, seperti ketika akan melewati jalan menurun, pengemudi harus menggunakan gigi rendah, dan tidak boleh menginjak pedal rem, tapi laju kendaraan harus diperlambat dengan exhaust brake,” ucap Wildan.
Wildan mengatakan penggunaan rem utama secara berulang dan panjang dapat menyebabkan fungsi rem menurun sehingga pengemudi harus mengatur waktu penggunaanya.
“Jika tidak perlu, pedal rem tidak usah diinjak, perlambatan kendaraan bisa diwakilkan dengan engine brake yakni menggunakan gigi rendah dan mengaktifkan exhaust brake,” ucap Wildan.
Jadi, sopir bus dan truk dilarang menginjak pedal rem saat melewati jalan menurun bukan tanpa tujuan melainkan agar rem utama tidak terbebani terlalu besar.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/06/23/114100715/kenapa-sopir-bus-dan-truk-dilarang-injak-pedal-rem-saat-jalan-menurun-