JAKARTA, KOMPAS.com- Gaya menikung di motocross berbeda dengan motor jalan raya. Posisi badan berbalik dari posisi motor atau biasa disebut sebagai line out the bike.
Doddy Setiadi, instruktur dan mantan crosser nasional mengatakan, teknik tersebut dilakukan karena bodi motocross tinggi. Jika pakai gaya menikung seperti di MotoGP maka pengendara akan mudah jatuh.
“Teknik menikung ada tiga, pertama counter balance, ada line in dan knee down. Kalau untuk motor yang tinggi mayoritas pakai counter balance. Jadi menempatkan motor itu miring, tapi badannya melawan,” ujar Dodi di Bandung, Jawa Barat, belum lama ini.
Gaya counter balance dilakukan sebab saat kecepatan tinggi, dengan kondisi trek dan motor yang jangkung pebalap tidak tidak dapat menikung seperti di atas aspal.
Namun Dodi menjelaskan, saat menerapkan gaya counter balance tersebut pengendara tidak bisa asal-asalan. Karena kalau line out bukan berarti posisi badan terus melawan arah motor.
“Supaya apa? ada pasalnya saat posisi tubuh pindah, garis lurusnya yatiu tepat dengan permukaan ban yang tepat dengan tanah. Supaya tidak tergelincir,” ujarnya.
Saat melakukan conter balance posisi kaki juga sangat berpengaruh. Misal saat belok ke kiri, kaki kiri bisa diturunkan untuk mempermudah gerak motor.
“Tapi bukan asal menurunkan kaki. Posisi kaki itu ke depan, dan lurus (bukan menjuntai),” ujar instruktur Patwal Puspom AU itu.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/06/07/180100315/alasan-gaya-menikung-motocross-beda-sendiri