JAKARTA, KOMPAS.com - Mobil listrik dan hybrid menggunakan baterai sebagai tempat penyimpanan energi yang nantinya dijadikan sebagai penggerak. Biasanya ukuran baterai untuk hybrid lebih kecil daripada yang listrik penuh.
Seiring pemakaian tentu kesehatan baterai akan menurun. Cuma kadang masih ada pengguna mobil hybrid atau mobil listrik yang tidak paham apa cirinya saat baterai sudah turun kesehatannya.
Thayne Lika atau akrab disapa Lung Lung CEO Dokter Mobil Indonesia mengatakan, ciri baterai mobil EV dan hybrid yang kesehatannya sudah menurun bisa dilihat dari klaster instrumen.
"Check engine pasti menyala dan buat yang EV, range pasti menurun. Misal saat baru beli, baterai penuh jaraknya 400 Km, dipakai dua tahun sampai tiga tahun, sudah pasti drop (turun)," kata Lung Lung di Jakarta, Rabu (29/5/2024).
Sedangkan buat yang hybrid, biasanya bisa dilihat pada aktivitas baterainya. Biasanya dia cepat penuh tapi cepat juga habis, tandanya baterai sudah menurun kesehatannya.
"Sama juga di hybrid, ketika dipakai, dia charging dan discharging terlalu cepat. Mengecasnya cepat banget, tiba-tiba habis. Sama seperti baterai handphone persis (kalau rusak)," kata Lung Lung.
Buat mobil hybrid, ada dua pilihan kalau baterai sudah mulai menurun kesehatannya. Pertama adalah ganti sel yang rusak dengan sel refurbished, nanti dikalibrasi ulang dan kembali bisa digunakan.
Pilihan kedua adalah dengan mengganti satu set baterai baru. Biasanya opsi kedua jarang dipilih karena biayanya yang mahal, contoh saja buat Toyota Camry Hybrid, kalau ganti baterai, bisa memakan biaya puluhan juta rupiah.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/05/31/180100815/begini-cara-ketahui-kondisi-baterai-mobil-listrik-dan-hybrid-sudah-lemah