JAKARTA, KOMPAS.com - Duduk di kursi penumpang baris kedua suatu mobil ternyata memiliki risiko tersendiri, terkhusus pada bagian tengah.
Hal tersebut dijelaskan oleh Certified Safety Ride Driving Instructor Gerry Nasution, karena penumpang tidak terlindungi airbag atau penghalang lain ketika terjadi insiden yang membuat mobil melakukan deselerasi mendadak.
"Oleh karena itu, penting untuk pakai sabuk pengaman. Duduk di tengah tidak pakai sabuk pengaman itu risiko paling tinggi dibandingkan sisi kiri dan kanan," katanya saat ditemui di Bandung, Jawa Barat, belum lama ini.
"Sebab, ketika rem mendadak, yang kiri dan kanan akan tertahan atau kepentok bangku depan, sementara penumpang bagian tengah langsung ke kaca depan. Jadi sangat berisiko kalau tidak pakai seatbelt," tambah Gerry.
Lebih jauh, ia menjelaskan bahwa ketika mobil sedang melaju dalam kecepatan tertentu, semua benda yang ada di dalamnya akan bergerak dengan kecepatan sama.
Misal mobil sedang berada dalam kecepatan 100 kpj relatif terhadap bumi. Maka, semua benda di dalamnya akan bergerak dengan kecepatan serupa, mau itu kotak tisu, sandal, dan lain sebagainya.
"Lalu, ketika terjadi kecelakaan dan mobil berhenti seketika, berarti sama saja kita menghentikan sesuatu yang sedang bergerak dengan kecepatan 100 kpj (semua benda di dalam mobil)," kata Gerry.
"Contoh kotak tisu, beratnya mungkin 100 gram (0,1 kg). Dengan kecepatan 100 kpj maka sama saja kita melempar benda seberat 10 kilogram ke depan. Jadi sangat berbahaya," tambahnya.
Dengan perhitungan yang sama, dengan rata-rata berat tubuh orang Indonesia yaitu 60-70 kg, maka sama saja dengan melempar massa dengan berat 6 ton.
Di sinilah peranan dari sabuk pengaman, yakni menghentikan tingkat percepatan itu dengan menahan tubuh pengemudi maupun penumpang tidak bergerak dari kursi.
"Jangankan orang, taruh saja bola golf di belakang mobil. Dalam kondisi yang sama itu sudah seperti peluru saat meluncur ke depan (dari bagasi ke depan mobil)," ucap dia.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/05/14/174100915/ternyata-ini-posisi-penumpang-mobil-yang-paling-berbahaya