KLATEN, KOMPAS.com - Anggapan masih minimnya infrastruktur pendukung mobil listrik, jadi salah satu alasan yang membuat penjualannya masih lamban.
Salah satunya seperti ketersediaan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) serta waktu pengisian daya yang relatif memakan waktu.
Baterai pada mobil listrik jadi sumber tenaga utama serta beberapa perangkat lain, seperti lampu sampai air conditioner (AC). Karena itu, konsumsi dayannya juga bisa berkurang.
Kendati demikian, konsumen tidak perlu khawatir karena kebanyakan mobil listrik saat ini dibekali baterai dengan kapasitas cukup besar dengan jangkauan jelajah lebih panjang.
Arif Nugroho, Service Advisor Hyundai Solo Baru mengatakan, pemakaian AC akan mempengaruhi konsumsi daya listrik pada BEV.
“Pemakaian AC secara tidak langsung berpengaruh pada jarak jelajahnya, karena sistem AC memanfaatkan daya listrik dari baterai untuk memutar kompresor elektrik selama dioperasikan,” ucap Arif kepada Kompas.com, Minggu (28/4/2024).
Kendati demikian, kapasitas baterai pada mobil listrik terbilang cukup besar sehingga konsumen tidak perlu terlalu khawatir.
Ketua Umum Komunitas Mobil Elektrik Indonesia (Koleksi) Arwani Hidayat menyatakan, sebetulnya menggunakan mobil listrik tidak perlu setiap hari mengisi daya karena baterainya cukup besar.
"Saya sudah pakai Hyundai Kona EV selama tiga tahun, dengan pemakaian normal untuk perjalanan harian dari rumah ke kantor, sebetulnya tidak perlu setiap hari dicas," katanya kepada Kompas.com, belum lama ini.
Sebab, saat ini jarak tempuh mobil listrik atau BEV sudah cukup jauh sampai 500 kilometer (km). Maka, dengan asumsi perjalanan harian 50 km, maka pemilik hanya perlu mengisi daya setidaknya seminggu sekali.
"Namun untuk memastikan perjalanan tetap aman memang baiknya ketika sampai di titik tertentu dan mobil akan ditinggal lama, sambil dicas aja," ucap Arwani.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/04/28/172200215/jarak-tempuh-mobil-listrik-bisa-berkurang-akibat-pemakaian-ac