JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebut saat ini tidak ada satu negara pun yang dapat memenuhi keseluruhan elemen pada ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV) secara mandiri.
Terutama, dalam kaitannya dengan suatu pengembangan teknologi. Sehingga setiap negara fokus pada satu aspek yang bisa memberikan nilai tambah tinggi.
"Oleh karenanya, Indonesia perlu fokus, di mana kekuatannya untuk memberikan nilai tambah tinggi, dan bisa berpartisipasi dalam sistem rantai pasok kendaraan listrik domestik dan global,” kata Kepala Pusat Riset Ekonomi Industri, Jasa, dan Perdagangan BRIN Umi Mu’awanah dalam siaran pers, Rabu (24/4/2024).
Di sisi lain, kesiapan infrastruktur juga harus terus ditingkatkan untuk memacu persepsi dan permintaan masyarakat terhadap kendaraan listrik.
Menurut Umi, pemerintah Indonesia sedang fokus membangun pasar kendaraan listrik domestik, dengan membangun persepsi publik terhadap kendaraan listrik dan menggugah publik untuk mulai menggunakannya.
Tujuan utama dari hal ini, tentu saja untuk mengurangi polusi udara.
Kembali pada tugas utama pemerintah adalah membuat payung hukumnya, yakni memberikan insentif dan priviledge kepada sektor bisnis dan masyarakat.
Serta, membangun infrastruktur pendukung kendaraan listrik, seperti fasilitas stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU).
Sementara pemain pasar kendaraan listrik di Indonesia, khususnya kendaraan pribadi produksi massal, masih didominasi oleh pemain luar, seperti China dan Korea Selatan.
Namun pemerintah Indonesia juga berharap pemain lokal dapat berkontribusi serta bersaing di pasar kendaraan listrik di Indonesia.
“Tantangan utama yang dihadapi adalah mendorong kolaborasi lembaga litbang dan perguruan tinggi dengan industri yang ditujukan langsung untuk pengembangan dan inovasi kendaraan listrik," ucap Umi.
"Serta, membangun kesiapan teknologi industri komponen lokal untuk bisa bersaing di pasar kendaraan listrik di Indonesia maupun global,” lanjutnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/04/24/155100515/sambut-industri-ev-indonesia-perlu-fokus-pada-nilai-tambah