Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Orangtua Jangan Bangga jika Anak di Bawah Umur Sudah Bisa Menyetir

KLATEN, KOMPAS.com - Fenomena anak diberikan izin mengemudi oleh orangtuanya banyak dijumpai. Tidak sedikit orangtua justru bangga ketika si anak mampu mengendarai mobil.

Padahal, dengan akan mengendarai mobil maka ada potensi atau risiko kecelakaan karena kemampuan mengemudi bukan soal dapat mengendalikan mobil saja tapi ada etika ketika sudah di jalan raya.

Maka dari itu, anak seharusnya mendapatkan edukasi terkait batasan bukan malah didukung agar bisa mengemudi. Bahkan, sebisa mungkin anak dibatasi dalam memperhatikan orang dewasa saat mengemudikan mobil.

Seperti peristiwa di Samarinda, seorang anak diperkirakan berusia lima tahun ketahuan mengemudikan mobil PLN yang sedang diparkir. Kejadian itu ketahuan setelah mobil menabrak motor yang sedang diparkir.

Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia, mengatakan, anak memang bisa meniru kebiasaan orangtua dari apa yang dilihat.

“Misal si anak pernah atau sering dipangku saat mengemudi, sehingga si anak merekam tuh cara-cara operasional mobilnya. Sehingga, tanpa pengawasan orangtua, anak bisa mencoba,” ucap Sony kepada Kompas.com, Minggu (21/4/2024).

Sony mengatakan, pengawasan orangtua terhadap anak-anaknya perlu diperbaiki karena meski masih balita anak cukup pandai merekam aktivitas orang dewasa dalam berkendara.

“Kasihlah edukasi mana yang boleh dan mana yang tidak boleh, jangan dipikir anak yang usia lima tahun tidak bisa nyetir loh, secara motorik pasti bisa karena semua tinggal di-setting, dari tempat duduk, utak-atik instrumen, sampai cara melihat ke depan,” ucap Sony.

Jika ada kesempatan pasti anak yang penasaran tersebut akan mencoba berdasarkan apa yang dilihat menurut Sony. Sehingga, penting mengamankan kunci di tempat aman atau yang jauh dari jangkauan anak.

“Amankan kunci mobil di tempat yang tidak mudah terjangkau anak-anak, parkir mobil yang mudah diawasi dan berpengaman,” ucap Sony.

Selanjutnya, Sony menyarankan agar anak duduk di bangku belakang saat ikut berkendara agar lebih aman.

“Si anak duduk di belakang dan pakai safety belt, jangan di depan karena jika terkena benturan atau kecelakaan, airbag akan mengembang dan dapat menghantam muka si anak, dipangku apalagi,” ucap Sony.

Sony mengatakan, jika anak dipangku maka pergerakan pengemudi akan terbatas karena terhalang anak sehingga lebih susah dalam mengantisipasi risiko kecelakaan.

“Sekali pun alasannya pelan-pelan, sebaiknya anak jangan dipangku, selain berbahaya saat anak dipangku bisa merekam cara orang dewasa mengemudi, jangan ajarkan hal-hal yang bahaya,” ucap Sony.

Sony mengatakan, dalam jangka panjang, si anak merekam semua aktivitas mengemudi dan saatnya nanti dia akan nyolong-nyolong, dan saat ketahuan si orangtua seolah-olah malah bangga, ini yang tidak benar,” ucap Sony.

https://otomotif.kompas.com/read/2024/04/22/151200615/orangtua-jangan-bangga-jika-anak-di-bawah-umur-sudah-bisa-menyetir

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke