Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Berpetualang Tanpa Emisi dengan Chery Omoda E5 ke Luar Kota

JAKARTA, KOMPAS.com - Datang sebagai pemain baru di segmen mobil listrik untuk pasar di Indonesia, Chery Omoda E5 memang punya modal kuat untuk bersaing dengan para rivalnya.

Ada beberapa keunggulan yang dimiliki Omoda E5. Pertama dari segi desain yang memang masih mengadopsi versi konvensional tapi dibuat lebih futuristik, selain itu juga pastinya dari fitur yang cukup berlimpah.

Dari segi safety, Chery Omoda E5 hadir teknologi Advanced Driving Assistance System atau ADAS yang lengkap. Total ada 17 fitur yang siap memberikan asistensi serta perlindungan ekstra bagi pengendara dan penumpang.

Beberapa di antaranya seperti Adaptive Cruise Control (ACC), Autonomous Emergency Braking (AEB), Lane Departure Prevention (LDP), Emergency Lane Keeping (ELK), Traffic Jam Assist (TJA), Forward Collision Warning (FCW), Rear Cross Traffic Alert (RCTA), Rear Cross Traffic Assist with Braking (RCTB), dan lainnya.

Tak hanya itu, mobil listrik bergaya crossover ini juga mengadopsi chipset Snapdragon Cockpit Platform Gen 3, SA 8155.

Platform ini diklaim memungkinkan perluasan fungsi kendali dengan kecerdasan dan kenyamanan tinggi, termasuk untuk urusan sistem hiburan, navigasi, sampai konektivitas smartphone dengan Android Auto dan Apple Carplay.

Lantas bagaimana dengan performa dan baterainya?

Penasaran dengan urusan tenaga serta jarak tempuh Omoda E5 dalam satu kali pengisian daya, beberapa waktu lalu redaksi sempat membawa mobil listrik ini berpetualang ke salah satu daerah di Jawa Barat.


Dengan dua orang penumpang, perjalanan di mulai dari kawasan Slipi, Jakarta Barat, lalu berlanjut memasuki Tol Dalam Kota sebagai akses menuju Tol Jakarta-Cikampek, dan berlanjut ke Tol Cipularang di siang hari.

Seperti diketahui, klaim Omoda E5 untuk satu kali pengisian baterai dengan kapastias 61 kWh adalah 430 kilometer (km) berdasarkan standar Worldwide Harmonized Light Vehicle Test Cycle (WLTC). Jarak tersebut lumayan cukup jauh.

Jenis baterainya sendiri adalah Lithium Ferro Phosphate (LFP) yang memiliki sejumlah keunggulan, seperti lebih aman karena tahan panas dan tidak mudah meledak, serta durabilitas yang lebih panjang.

Dengan kondisi perjalanan harus melewati kemacetan Ibu Kota, mode berkendara yang paling cocok digunakan adalah Eco. Namun setelah masuk ke jalan tol sampai Bandung dan kawasan Lembang, didominasi mode normal.

Tenaga yang dihasilkan memang cukup menarik, apalagi pada putaran bawah karena torsinya cukup besar. Perjalanan sampai ke lokasi yang ada di Bandung kurang lebih memakan waktu 3 jam lebih, lantaran saat keluar tol ternyata cukup padat.

Berdasarkan informasi pada layar MID, jarak tempuh dari Slipi sampai ke kawasan Setiabudi mencapai 168,3 km.

Sedangkan baterai tersisa 51 persen dengan rata-rata jarak yang masih bisa ditempuh mencapai 218 km, atau setidaknya cukup untuk perjalanan pulang pergi tanpa meninggalkan jejak emisi.

Artinya, setelah melewati kemacetan, rute jalan tol yang menanjak di Cipularang, serta AC yang tetap bekerja, dari kondisi baterai 100 persen hanya berkurang 41 persen saja. Hal ini bisa menjadi nilai lebih untuk Omoda E5 karena punya daya jelajah yang cukup jauh.

Namun demikian, tentu hasil tersebut tak bisa dijadikan patokan, beda pengujian, kondisi jalan, serta ragam faktor lain juga ikut mempengaruhi hasil akhir dari daya yang digunakan selama perjalanan.

https://otomotif.kompas.com/read/2024/03/30/124200715/berpetualang-tanpa-emisi-dengan-chery-omoda-e5-ke-luar-kota

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke