Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Satu Komponen Ini Rusak, Bisa Bikin Banyak Masalah Saat Mudik

SLEMAN, KOMPAS.com - Drive belt atau sabuk penggerak merupakan komponen mobil yang berperan ganda karena menjalankan beberapa sistem secara langsung.

Sabuk ini bertugas memutar beberapa puli dengan menyambungkan putaran mesin dengan beberapa sistem seperti AC, pengisian daya aki, pendingin mesin dan power steering.

Hardi Wibowo, Pemilik Aha Motor Yogyakarta mengatakan, jika drive belt putus di tengah perjalanan, saat itu juga berbagai masalah akan timbul maka dari itu perlu diganti secara rutin.

“Penggantian drive belt biasanya dilakukan tiap 40.000 Km sesuai anjuran dari pabrikan atau diler, namun bila tidak tahu kapan terakhir kali ganti bisa diperiksa langsung kondisinya,” ucap Hardi kepada Kompas.com, Sabtu (23/3/2024).

Hardi mengatakan, penggantian drive belt wajib dilakukan untuk menghindari putus di jalan. Pasalnya, bila komponen ini rusak dapat menyebabkan beberapa masalah pada mobil.

“Drive belt bertugas memutar puli pompa air, kipas radiator bila belum elektrik, puli alternator untuk pengisian aki, puli kompresor AC, bahkan pompa power steering yang masih menggunakan sistem fluida, semua komponen itu akan berhenti bekerja bila drive belt putus,” ucap Hardi.

Sehingga, akan ada banyak masalah bila sampai putus di jalan seperti membuat aki mobil tekor karena tidak ada pengisian arus listrik dari alternator, AC menjadi tidak dingin karena kompresor berhenti berputar,

Risiko lain juga bisa terjadi ketika drive belt putus seperti mesin mengalami overheating akibat pompa air berhenti mengalirkan coolant. Sebagian mobil juga masih menggunakan kipas radiator dengan penggerak puli sehingga bila belt putus akan membuatnya berhenti

“Bila sistem pendingin mesin tidak bekerja dengan baik maka bila sampai dipaksakan terus berjalan mesin bisa mengalami overheating, akibat kipas radiator dan pompa air tidak berputar,” ucap Hardi.

Selain itu, untuk mobil yang masih menggunakan power steering jenis fluida maka ketika drive belt putus roda kemudi akan terasa berat saat diputar menurut Hardi.

“Karena saat itu pompa power steering tidak akan bekerja sehingga tidak ada yang membantu pengemudi dalam meringankan putaran roda kemudi,” ucap Hardi.

Hardi menyarankan agar pemilik mobil memeriksa kondisi drive belt tersebut secara berkala. Sehingga kondisinya tetap terpantau dan mencegah tidak sampai putus saat mobil tengah digunakan.

“Untuk masa pemakaiannya relatif awet hanya saja perlu diperiksa berkala, bisa diganti tiap 40.000 Km atau jika sudah aus yakni kering, ada retak-retak dan kendur," ucap Hardi.

https://otomotif.kompas.com/read/2024/03/24/170100115/satu-komponen-ini-rusak-bisa-bikin-banyak-masalah-saat-mudik

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke