JAKARTA, KOMPAS.com - Hyundai menilai semua merek punya strategi masing-masing. Untuk itu merek asal Korea Selatan tersebut tidak mau masuk dalam siasat pasar perang harga murah.
Seperti diketahui saat ini kehadiran mobil China mendobrak pasar mobil di Indonesia. Sejumlah merek China masuk dan menguatkan diri di segmen mobil listrik yang juga dimasuki oleh Hyundai.
Chief Operating Officer Hyundai Motors Indonesia (HMID), Fransiscus Soerjopranoto, mengatakan, Hyundai tak hanya menawarkan harga bersaing, tapi juga kualitas produk dan servis memadai.
"Hyundai tidak bermain seperti itu, mainnya tadi, yaitu dalam sisi kualitas produk dan servis termasuk ekosistem. Kami tidak akan masuk ke area itu," ujarnya.
Tanpa menyebut nama, namun contoh angka-angka yang dimaksud Frans tersebut mengacu pada persaingan antara Wuling dan Seres di segmen mobil listrik mungil.
Saat itu di GIIAS 2023, Wuling meluncurkan Wuling Air EV Lite yang merupakan varian paling rendah Air EV. Mobil dibanderol Rp 206 juta tapi karena ada insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11 persen jadi 1 persen, mobil bisa dijual seharga Rp 188,9 juta.
Harga Air EV Lite jadi lebih murah Rp 100.000 ketimbang versi terendah Seres E1 yang meluncur sebelumnya. Untuk diketahui, Seres E1 punya dua varian yaitu E1 Type B seharga Rp 189 juta dan Seres E1 Type L Rp 219 juta on the road DKI Jakarta.
Kemudian berkaitan dengan Hyundai, beberapa merek China mulai menggoyang pasar Ioniq 5. Di segmen sedan listrik, BYD Seal dibanderol mulai Rp 629 juta - Rp 719 juta jauh di bawah Ioniq 6 sebesar Rp 1,22 miliar.
Chief Marketing Officer HMID Budi Nur Mukmin mengatakan, mengenai perang harga merupakan strategi penjualan setiap merek. Meski dia sendiri tidak yakin apakah definisi perang harga merupakan kata yang tepat.
"Saya tidak tahu kata perang harga itu tepat. Karena setiap merek punya strategi sendiri ingin masuk ke segmen yang ingin dituju, kami juga punya strategi harga tertentu sesuai dengan karakteristik dari segmen itu," katanya.
"Jadi dengan strategi itu, pendekatan yang mereka lakukan saya tidak bisa menyebut apakah itu sebagai definisi perang harga," ujar Budi.
Meski persaingan harga mobil semakin ketat pasar mobil listrik sebetulnya pasar battery electric vehicle (BEV) di Indonesia sendiri relatif masih kecil.
Mengutip data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), tahun lalu total penjualan ritel mobil sebesar 998.059 unit dan mobil listrik baru terjual 18.178 unit atau mencakup 1,82 persen.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/03/24/092100415/hyundai-tak-mau-perang-harga-lawan-mobil-china