JAKARTA, KOMPAS.com - Sasis atau rangka pada bus merupakan komponen yang penting untuk membangun kendaraan massal tersebut. Fungsi dari sasis sendiri untuk menopang mesin, kopling, transmisi, sistem rem, bodi, dan komponen lainnya.
Oleh karena itu setiap merek sasis bus kerap saling adu keunggulan spek masing-masing untuk merebut hati pasar.
Namun, akhir-akhir ini bus monocoque atau monokok kerap disebut-sebut dalam dunia desain bus di Tanah Air.
David Jethrokusumo, Direktur PT Adiputro Wirasejati, mengatakan, rangka bus terdiri beberapa jenis namun yang lebih familiar di Indonesia adalah jenis ladder frame (sasis tangga) dan juga space frame.
Sementara itu, bus monokok tidak menggunakan sasis dengan aneka pilihan merek seperti kebanyakan bus, tetapi menggunakan rangka yang menyatu dengan bodi.
"Bus monokok itu tanpa sasis karena rangkanya sudah menyatu dengan bodi. Komponen penggerak dan kaki-kaki bus langsung dipasang ke bagian bodi bus," kata David kepada Kompas.com beberapa hari lalu.
David mengatakan, kenggulan dari jenis bus ini punya bodi yang lebih kokoh dan lebih mengutamakan keamanan. Keunggulan lainnya yaitu ruang kabin bisa lebih dimaksimalkan karena tidak ada besi sasis yang menghalangi.
Karoseri Adiputro sendiri sudah punya beberapa jenis bus monokok misalnya seperti Jetbus Roamer Monocoque 4×4. Bus tersebut baru saja diluncurkan pada GIIAS 2023 sebagai kendaraan tambang.
"Jadi bus monokok itu tanpa sasis, kita juga ganti koil spring tidak pakai per daun, lebih manusiawi," kata David.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/03/21/074200315/mengenal-bus-jenis-monokok-yang-masih-asing-di-indonesia